medcom.id, Bandung: Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk bisa mengamati proses gerhana matahari total. Salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia untuk melihat fenomena alam langka itu yakni menggunakan baskom berisi air. Ternyata, cara ini tidak dianjurkan lantaran berbahaya.
Peneliti Obsevatorium Bosscha Evan Irawan mengatakan, kebiasaan itu harus segera dihilangkan. Sebab melihat proses gerhana matahari melalui air di dalam baskom bisa merusak mata. Tiupan angin terhadap air menyebabkan cahaya matahari yang terpantul tidak stabil.
"Kalau melihatnya dari baskom yang diisi air, itu masih enggak aman. Karena air itu kadang ada angin jadi goyang-goyang dan pantulan cahanya itu pun kadang intensitasnya naik kadang turun dan tidak stabil. Itu bisa merusak mata," kata Evan Irawan saat ditemui Metrotvnews.com, di Observaturium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (8/3/2016).
Evan mengatakan, melihat proses GMT melalui baskom berisi air sama saja melihat dengan mata telanjang meskipun melalui media tersebut. Bahkan, hal itu diakui Evan akan lebih bahaya dibandingkan melihat secara langsung. Namun ia menghimbau masyarakat agar jangan melihat GMT dengan nata telanjang.
Evan mengungkapkan, jika masyarakst penasaran masih ingin melihat fenomena alam tersebut bisa menggunakan media lain. Seperti saringan atau pun makanan ringan biskuit yang terdapat bolong ditengahnya. Namun, lanjutnya, masyarakat nantinya akan melihat proses GMT melalui bayangan dari media tersebut.
"Nah yang paling aman jangan lihat langsung, tapi bisa juga melihat bayangannya melalui saringan santen yang dipantulkan atau pun biskuit yang tengahnya ada bolongnya. Nah nanti bisa lihat bayangannya disitu, walau pun tidak akan terlihat bulat bayangannya tapi akan berbentuk sabit," kata dia.
Evan pun mengajak masyarakat jika ingin menyaksikan fenomena alam tersebut untuk datang ke Observaturium Bosscha di Jalan Peneropong Bintang, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pasalnya, pihak Bosscha akan membuka proses pengamatan GMT tersebut untuk umum secara gratis, bahkan menyediakan tiga teleskop berdiameter 20 sentimeter serta 100 kaca mata matahari untuk digunakan masyarakat secara bergantian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)