Demikian disampaikan Anang Suwana, kerabat Mursyid, ditemui di kediamannya di Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede. Anang mengatakan keluarga tak pernah memasung Mursyid. Tapi keluarga hanya mengurung Mursyid di sebuah ruangan di rumahnya,
"Itu pun atas kemauan dia (Mursyid). Dia pernah bilang: saya enggak mau maling, sudah kurung saja," kata Anang, Kamis 30 Maret 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mursyid, lanjut Anang, mengalami gangguan jiwa sejak kecil. Sebelum dikurung, Mursyid kerap mengganggu tetangganya. Ia sering mencuri barang milik warga lain bahkan kotak amal masjid.
Beranjak dewasa, tingkah Mursyid semakin menjadi. Bukannya Mursyid tak menyadari gangguan itu. Hingga akhirnya, Mursyid meminta dikurung di dalam rumahnya.
Lalu keluarga menempatkan Mursyid di sebuah ruangan bekas kamar mandi di belakang rumah. Ruangan itu berukuran 1,5 meter dengan tinggi 1,5 meter. Ruangan itu hanya memiliki satu pintu.
"Tapi tak selamanya dikurung, kadang dia juga dilepas. Jadi tidak benar kalau Mursyid di pasung," kata Ana, seorang warga lain yang menjadi kerabat Mursyid.
Di rumah itu, Mursyid tinggal bersama ibu dan bapak tirinya. Tapi empat hari lalu, ibunda Mursyid meninggal.
Keluarga pernah dua kali membawa Mursyid ke rumah sakit jiwa di Bandung. Tapi Mursyid kabur.
Kali ini, Kamis 30 Maret 2017, Mursyid kembali dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua. Sebuah mobil ambulans membawa Mursyid dari rumahnya. Keluarga pun berharap Mursyid benar-benar sembuh dan tak lagi mengganggu ketenteraman warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
