Ideologi Kebangsaan berupa pengajaran internalisasi doktrin kebangsaan yang sudah dimuat dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan dimodifikasi dengan mendatangkan pengajar khusus yang terdiri dari unsur perwira TNI/Polri, PNS serta ulama dengan wawasan kebangsaan luas.
Pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda ini menyebutkan, metodologi yang diterapkan dalam aktivitas belajar tersebut akan dibuat semenarik mungkin dan aplikatif sehingga tak membosankan bagi pelajar.
"Sistemnya dibuat spesifik. Misalnya, diskusi interaktif, kita berikan stimulan wacana melalui konten animasi berisi fenomena yang melekat dengan kehidupan siswa sehari-hari," kata bupati yang akrab disapa Kang Dedi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kang Dedi mencontohkan, dalam membahas pokok bahasan cinta Tanah Air, pelajar tidak lagi dituntut memahami bahasan tersebut secara kognisi. Melainkan didorong untuk mengaplikasikannya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kang Dedi, merawat alam dan lingkungan sekitar sekolah maupun sekitar tempat tinggal pelajar merupakan bentuk cinta Tanah Air yang sebenarnya.
Dengan mengarahkan pelajar agar mencintai alam dan lingkungan, maka akan lahir ketahanan lingkungan yang kuat. Dari segi perilaku sosial, pelajar pun harus diarahkan untuk menginternalisasi nilai-nilai toleransi, bagaimana cara menghargai teman yang memiliki perbedaan pendapat, juga bagaimana cara menghargai teman yang memiliki perbedaan keyakinan.
Program terobosan ini dilatarbelakangi oleh minimnya penanaman ideologi kebangsaan sejak dini di Indonesia. Implikasinya, kata Kang Dedi, generasi muda tidak lagi memahami, bahkan banyak di antaranya tak lagi hapal Pancasila baik secara tekstual maupun dalam penerapannya.
"Civitas Akademika Universitas Indonesia akan dilibatkan dalam perumusan sistem dan metodologi pengajaran di seluruh sekolah di Kabupaten Purwakarta," ujar Kang Dedi.
Guna mewujudkan program tersebut, Kang Dedi menyiapkan sekitar 600 tenaga pengajar yang berasal dari TNI/Polri/PNS, serta ulama yang memiliki wawasan kebangsaan luas. Para tenaga pengajar tersebut akan mendapatkan honor. Program ini rencananya akan mulai berjalan pada 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ROS)