Upacara adat yang berlangsung pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB itu dihadiri berbagai komunitas adat dan budaya. Selain itu, komunitas dari sepeda motor pun turut serta, yakni Brotherhood, XTC, dan Brigez.
"Kami kemas berbeda dari upacara pada umumnya. Kami ingin memberikan satu pengingat bahwa ketika kita bicara kemerdekaan, kita juga harus tetap menjaga adat tradisi dan budaya kita," ujar Hendra, ketua komunitas adat dan budaya Sunda, Gugur Gunung, di Senin (17/8/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Hendra, adat dan budaya merupakan salah satu perjuangan yang diwariskan para leluhur. Namun, seiring waktu pengenalan adat dan budaya semakin lemah. Ia khawatir suatu hari tradisi tersebut akan punah. Terlebih saat ini kekayaan bumi di Tanah Air semakin dikuasai pihak asing.
"Karena kemerdekaan tidak ada artinya jika kita tidak bisa menjaga nilai-nilai adat dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur. Melalui ruwatan ini kita ingin mengingatkan kembali pentingnya jati diri bertanah air," imbuhnya.
Menurutnya, adat dan budaya merupakan pertahanan terakhir Indonesia. "Kalau ini sudah hancur artinya seluruh ruh negara Indonesia sudah habis," jelasnya.
Ruwatan yang disebut Mipit Amit ini dihadiri sekitar 100 peserta. Tujuan ruwatan adalah meminta izin kepada yang mahakuasa dan leluhur yang telah mewariskan adat budaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)