Menurut Evan Irawan, peneliti dari Observatorium Bosscha, proses gerhana matahari masih sebagian lebih berbahaya dibandingkan dengan total. Pasalnya, sinar cahaya dari matahari masih tampak karena tidak tertutup secara penuh oleh bulan dapat mengakibatkan terganggunya penglihatan.
"Justru yang bahaya itu yang enggak total, soalnya masih terang. Kalau dia total ketutup sama bulan itu malah enggak apa-apa malah boleh dilihat oleh mata telanjang langsung," kata Evan saat ditemui Metrotvnews.com di Oservatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (8/3/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, proses gerhana pun tidak boleh dilihat dengan kasat mata telanjang di saat sebelum dan sesudah terjadinya gerhana total. Hal itu diakui Evan dapat merusak mata karena mempunyai tingkatan sensitivitas yang mengakibatkan rabun dekat dan rabun jauh.
"Kan mata kita ada tingkat sensitivitas. Kalau orang yang tidak punya penglihatan baik ada terang sedikit tidak akan terlihat. Itu karena matanya udah rusak. Selain itu mengakibatkan rabun jauh dan dekat," jelas dia.
Namun, Evan tetap mengimbau masyarakat untuk menggunakan kacamata matahari untuk melihat proses gerhana matahari total. Terlebih, GMT di wilayah Bandung tidak akan terlihat secara penuh atau hanya sebagian dan menyisakan bentuk sabit.
"Bandung hanya akan terlihat 88 persen. Jadi itu lebih bahaya dibandingkan total," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(OGI)