Empat ekor macan tutul tersebut terdiri dari satu induk dan tiga anaknya. Keempatnya berasal dari Suaka Margasatwa Gunung Sawal Kabupaten Ciamis.
Peneliti Utama Konservasi Sumberdaya Hutan, Hendra Gunawan, mengatakan empat ekor macan tutul itu keluar dari habitatnya karena diduga ekosistem Gunung Sawal yang dikelilingi hutan lindung dan hutan produksi terbatas sudah berubah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya sudah kontak KSDA Ciamis, macan itu dari SM Gunung Sawal. Hasil penelitian, menemukan Gunung Sawal sudah dikepung kebun kopi yang berada di Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas yang sebenarnya merupakan buffer Suaka Margasatwa Gunung Sawal," katanya, Kamis (2/4/2015).
Menurut dia, macan tutul itu ingin memperluas daerah kekuasaannya karena semakin terdesak oleh hutan produksi.
Gunung Sawal merupakan salah satu target kerja forum macan tutul. Sebab, konflik antara macan tutul dengan manusia selalu berulang dan sudah terjadi sejak tahun 2001 sampai sekarang.
"Sejak tahun itu, warga Desa Mekarbuana, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis diliputi rasa ketakutan akan kehadiran macan tutul. Karena banyak warga yang mengaku pernah memergoki keempat ekor macan tutul tengah berkeliaran di ladang milik warga," ujarnya.
Danramil Panawangan, Kapten Johar, membenarkan macan tutul yang berhabitat di Hutan Mekarbuana kerap berkeliaran di permukiman warga.
"Anggota TNI, Polri dan BKSDA terus melakukan patroli dan melakukan penjagaan di sekitar perkampungan warga dan berupaya untuk mengembalikan macan tutul tersebut ke habitatnya," kata Johar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)