Foto: Salah satu pintu masuk Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat/MI_Priyasma
Foto: Salah satu pintu masuk Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat/MI_Priyasma (Antara)

Situs Sejarah Gua Pawon Terancam Penambangan Kapur

situs
Antara • 02 November 2015 11:18
medcom.id, Jakarta: Situs Sejarah Gua Pawon, kawasan karst Citatah, Desa Gunung Masigit, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terancam penambangan kapur. Demikian yang disampaikan Peneliti Cekungan Bandung yang juga Ketua Masyarakat Geografi Indonesia, T Bachtiar.
 
"Beberapa gua di kawasan karst Citatah, dalam kondisi kritis. Gua itu ada di Pasir Bancana, Pasir Masigit, dan Gunung Hawu," kata T Bachtiar di Jakarta, Senin (2/11/2015).
 
Gua tempat ditemukannya kerangka manusia purba, itu terancam punah. Pada 2014, Gua Bancana di Pasir Bancana tidak dapat ditemukan lagi akibat penambangan kapur. Saat ini, gua itu hanya bisa dilihat melalui dokumentasi seperti foto dan peta saja.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Seharusnya keberadaan kawasan Karst tersebut dipertahankan dan area yang sudah masuk zona lindung itu diperluas. Citatah setidaknya dapat dijadikan laboratorium atau kampus lapangan," ujar dia.
 
Situs Gua Pawon sudah dijadikan kawasan cagar lindung arkeologi atau kepurbakalaan setelah ditemukannya kerangka manusia purba. Penemuan kerangka manusia purba itu pada 2009, selanjutnya ditemukan fragmen tulang kaki manusia dengan panjang antara 20 hingga 30 centimeter.
 
"Usia tulang diperkirakan sama dengan usia manusia Pawon," imbuh dia.
 
Sebelumnya, Peneliti dan Pemerhati karst Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo menyampaikan hal senada. Dosen di Departemen Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, mata air dan sungai di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, semakin memprihatinkan akibat pertambangan kapur.
 
"Dari penelitian saat ini tinggal tersisa sedikit mata air dan sungai di kawasan karst Citatah," kata Budi Brahmantyo di Jakarta, Rabu lalu.
 
Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cahyo Rahmadi mengatakan, penambangan kapur yang ada di Citatah berpotensi memutus distribusi di kawasan karst tersebut.
 
"Penambangan di karst berpotensi memutus fungsi karst sebagai pendistribusi air melalui gua. Jika distribusi air terputus menyebabkan mata air hilang dan pemulihan seperti sediakala sangat sulit," kata Cahyo.
 
Kawasan karst, ia menambahkan, merupakan bentang alam di batuan mudah larut seperti batugamping. Proses memakan waktu puluhan ribu tahun. Karst memiliki jaringan gua sebagai 'pipa' air alami yang menghubungkan zona resapan, zona simpanan, dan mata air yang penting bagi masyarakat di kawasan itu.
 

(TTD)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif