Dudi Darma Bakti, Manajer Program Yayasan Saung Angklung Udjo menyebutkan, cukup banyak sekolah di luar negeri yang mempelajari cara penggunaan angklung.
“Ada dari Australia, Jerman, Korea, Malaysia, Thailand, Belanda, dan China,” kata Manager Program Yayasan Saung Angklung Udjo, saat menghadiri Pasanggiri Angklung Jawa Barat di Cirebon, Kamis (11/20/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bahkan bukan hanya mempelajari, sekolah yang ada di negara-negara tersebut juga, sudah ada yang memasukkan angklung sebagai salah satu kurikulum yang dipelajari di sekolah. Dudi menuturkan, beberapa waktu lalu, yayasannya melatih 330 guru taman kanak-kanak dari Malaysia selama dua minggu. Di Malaysia, angklung sudah masuk dalam kurikulum pendidikan.
“Di Korea dan Malaysia, angklung sudah masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah di sana,” ujar Dudi.
Yang cukup disayangkan, di Indonesia, angklung masih belum masuk dalam kurikulum pendidikan. Walaupun saat ini cukup banyak bantuan angklung yang diberikan oleh pemerintah, namun tidak dibarengi dengan jumlah pelatih. Kondisi tersebut membuat sekolah yang sudah memiliki angklung tidak bisa memanfaatkan dengan baik.
“Baru ada 20 pelatih angklung yang ada di Jawa Barat. Karena tidak masuk kurikulum, pemanfaatannya juga tidak maksimal” ujar Dudi.
Untuk mengatasi kelangkaan pelatih angklung seperti saat ini, Yayasan Saung Angklung Udjo akan melakukan pelatihan untuk pelatih, yang akan diikuti oleh guru-guru se-Jawa Barat.
“Insya Allah tahun depan kita akan menyelengarakan pelatihan tersebut. Semoga saja bisa menghasilkan pelatih-pelatih baru,” kata Dudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)