Tanggal tersebut diambil karena bertepatan dengan hari lahir Drs Suyadi atau terkenal dengan nama Pak Raden, yang merupakan Bapak Dongeng Indonesia.
"Ini sebagai tanda penghormatan untuk almarhum. Karena beliau Bapak Dongeng Indonesia, dan hari ini bertepatan hari lahir beliau," ujar Andi Yudha Asvandiyar, salah seorang inisiator lahirnya HDN saat ditemui di Taman Alun-alun Bandung, Jalan Alun-alun Timur, Kota Bandung, Jawa Barat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, deklarasi HDN pun serentak diselenggarakan di tujuh kota di Indonesia termasuk Kota Bandung. Deklarasi dipusatkan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jakarta.
"Deklarasi ini serentak dilakukan di berbagai Kota di Indonesia yaitu Bogor, Depok, Surabaya, Malang, Makasar, Jakarta, dan Bandung tepat jam 10 tadi," kata Andi.
Berbagai komunitas di Kota Bandung turut mendukung acara ini. Di antaranya Komunitas Dongeng Bengkimut, Kidzsmile Foundation, Labokreta, Nalaktaks, Jendela Ide, Psikolog UPI dan Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara (Yahintara).
Diakui Andi, tujuan dideklarasikannya HDN yakni untuk melestarikan kembali budaya dongeng. Terutama kepada anak-anak yang saat ini sudah termakan kemajuan zaman yang lebih dominan menggunakan gawai. Ia khawatir, jika tidak dilestarikan dan dikembangkan kembali, budaya mendongeng akan hilang tanpa ada generasi penerus.
"Kita ingin budaya dongeng ini terus ada pada generasi selanjutnya. Karena kalau dulu di radio atau tv selalu ada program acara dongeng, Misalnya di Bandung terkenal dengan Uwak Kepoh. Tapi sekarang sudah tidak ada. Begitu juga di tv-tv," paparnya.
Selain mendeklarasikan, acara tersebut pun diisi oleh pendongeng-pendongeng cilik serta pantomim oleh komunitas seni pantomim dari Kota Bandung. Hingga kini, acara tersebut masing berlangsung yang disaksikan begitu antusias oleh anak-anak yang selalu memenuhi Taman Alun-alun sebagai tempat bermain mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)