"Berdasarkan pengalaman yang ada, nanti para korban yang membutuhkan perawatan medis lanjutan dan jangka panjang boleh dialihkan ke daerah asal berdasarkan permintaan pasien," terang Harun, saat dihubungi Metrotvnews.com, Rabu (15/7/2015).
Sementara mengenai pembiayaan perawatannya, Harun menjelaskan, pihak PT Jasaraharja bekerja sama dengan RS Mitra Plumbon berencana menanggung biaya perawatan korban maksimal senilai Rp10 juta per orang. "Atas kerjasama ini kami akan menanggung biaya perawatan maksimal 10 juta untuk setiap korban," jelasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, jika biaya perawatan melebihi plafon maka kelebihan pembayaran akan dikomunikasikan dengan perusahaan yang menaungi bus Rukun Sayur. "Karena sekarang proses penyelidikan sedang dilakukan, jadi, ya tunggu perkembangan lebih lanjut," katanya.
Saat ini RS Mitra Plumbon menampung 41 pasien yang merupakan korban bus nahas tersebut. Sekarang sebagian besar korban luka ringan dalam kondisi membaik. Beberapa di antaranya masih kritis.
Menurut Harun, ada enam korban luka berat yang masih harus mendapatkan penanganan di ruang ICU. "Bahkan beberapa orang dibantu (dipasang) ventilator," katanya.
Selasa 14 Juli pukul 13.30, bus Rukun Sayur jurusan Jakarta-Solo oleng menyerempet separator jalan tol dan menabrak tiang jembatan penyeberangan di jalan tol Palikanci kilometer 202. Sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa yang diduga disebabkan oleh kelalaian pengemudi itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)