Aryanto menunjukkan produk terbarunya, Annaro Fire Stop. Foto: MTVN/Sobih
Aryanto menunjukkan produk terbarunya, Annaro Fire Stop. Foto: MTVN/Sobih (Sobih AW Adnan)

Meski Terinspirasi Jepang, Aryanto: Indonesia Lebih Kaya

teknologi riset pemadam kebakaran
Sobih AW Adnan • 08 Agustus 2015 20:25
medcom.id, Cirebon: Inovator produk kimia organik, Aryanto Misel, warga Desa Lemahabang Wetan, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku belasan penemuannya selalu terinspirasi dari produk yang dibuat di Jepang.
 
Menurut dia, kegigihan warga negeri Sakura patut dijadikan contoh bagi generasi muda dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang masing-masing.
 
“Saya salut atas kegigihan orang Jepang. Mereka bisa memanfaatkan keterbatasan dari segi sumber daya alam. Saya yakin Indonesia sebenarnya lebih bisa karena lebih kaya,” kata Aryanto saat ditemui Metrotvnews.com di rumahnya, Sabtu (8/8/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Semisal, kemampuan Jepang memproduksi buah-buahan. Padahal, kata dia, tanah garapan Jepang tidak sesubur di Indonesia.
 
“Saat saya berkunjung ke Kobe, saya lihat tanahnya tandus, tapi mereka mampu mengembangkan produk kimia organik sehingga hasilnya tak kalah bersaing,” katanya.
 
Aryanto juga menceritakan saat dirinya membeli produk antirontok untuk buah dan bunga yang biasa dibeli petani seharga Rp5,5 juta per liter. Setelah dilakukan penelitian kandungan di dalam formula tersebut, ia merasa heran karena bahan-bahan dari komposisi di dalamnya sangat mudah ditemukan di Indonesia.
 
“Itu yang menjadi inspirasi saya menemukan produk yang saya namai Antiron, obat antirontok bagi bunga dan bunga yang saya jual hanya Rp150 ribu per liternya,” jelas Aryanto.
 
Ketertarikannya terhadap produk-produk Jepang juga dituangkan oleh Aryanto dalam beberapa nama produk inovasinya yang sekilas mirip bahasa Jepang, di antaranya Annaro Fire Stop, sebuah alat pemadam kebakaran ringan (Apar) yang diambil dari nama panjang sang istri, Anna Rosiana.
 
Ada juga Akashu Octan & Power, penghemat BBM yang merupakan akronim dari Allah Kuasa atas Harapan dan Usaha.
 
“Sumberdaya alam kita punya, potensi kreativitas generasi muda kita juga banyak, tinggal bagaimana keseriusan pemerintah memanfaatkan itu semua,” tegas Aryanto.
 
Aryanto berharap pemerintah dapat merespon kreasi dan penemuan-penemuan yang dihasilkan oleh  generasi muda agar mereka tidak memilih untuk beralih membantu pengembangan teknologi negara lain dengan iming-iming yang lebih menjanjikan.
 
“Itulah yang menjadi persoalan selama ini. Pemerintah kurang merespon kreasi dan penemuan mereka (generasi muda). Jika tiba-tiba merespon pun seringnya karena kepentingan proyek, setelah selesai, tak ada pengembangan lagi,” keluhnya.
 
Aryanto sejak muda menggeluti riset dan eksperimen. Dia telah menemukan sebanyak 15 produk inovasi di bidang ilmu kimia. Di antaranya avtur bahan bakar pesawat terbang untuk air modeling, biodisel, cairan penghemat BBM, biokerosene (alternatif untuk minyak tanah), cairan antirontok untuk buah dan bunga, optimalisasi hidrogen air untuk bahan bakar mobil, serta apar organik yang dihasilkan dari ekstrak kulit singkong.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif