Tempat hiburan malam berjejer di hampir setiap sudut Kota Bandung, tak terkecuali di di pusat kota kawasan Alun-alun Bandung. "Jangan coba-coba nantang. Jangan tergoda menghibur tamu dengan cara seperti itu. Jangan ada kamar-kamar rahasia. Saya pernah razia dan saya tutup. Saya pakai detektif. Kalau pakai metode biasa mah susah," ujar Emil di Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Selasa (15/12/2015).
Emil mewanti-wanti kepada para pengusaha hiburan di Kota Bandung untuk menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah kota jika usahanya ingin tetap berjalan. Namun, Emil enggan menyebutkan jumlah tempat hiburan yang kini sedang dalam pengawasan pemkot. Ia mengaku akan terus mengawasi tempat hiburan yang dilaporkan melakukan praktik asusila.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Jadi, tolong jangan melewati aturan. Jangan ada striptis teu pararuguh (tak jelas)," tegasnya.
Selain itu, Emil pun menyinggung kepada para pengusaha untuk taat membayar pajak. Bahkan, Emil meminta para pengusaha merangkap pembukuan administrasi yang salah satunya diserahkan kepada Pemkot Bandung sebagai bukti pelaporan.
"Saya minta dua, bayar pajak dan hindari asusila. Buku akuntansinya juga dua, satu buat bosnya dan satu buat pemkot," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)