Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bogor, Herman Lukman, mengatakan, berdasarkan hasil pendataan terakhir, ada 1.449 imigran yang berada di kawasan puncak. Mereka berasal dari negara-negara yang mengalami konflik di Timur Tengah.
"Imigran yang ada di Bogor ini mereka imigran mandiri. Dalam arti tinggal di sini, makan di sini, pakai duit sendiri. Enggak pakai dari UNHCR (Komisi tertinggi PBB untuk pengungsi)," kata Herman usai rapat koordinasi di Pendopo Pemerintah Kabupaten Bogor, Kamis (4/8/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kantor Imigrasi Kelas I Bogor memastikan seluruh imigran yang terdata memiliki kartu identitas. Mayoritas dari mereka hendak berimigrasi ke Australia.
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti menginginkan ada evaluasi pergerakan para imigran. Pasalnya, keberadaan mereka kerap meresahkan masyarakat sekitar.
"Mungkin karena perilaku yang berbeda, para imigran ini sempat meresahkan masyarakat," kata Yanti, sapaan akrab Nurhayanti.
Pemkab Bogor, kata Yanti, juga merasa harus terlibat dalam penertiban. Terlebih banyak imigran yang melanggar UUKeimigrasian, dengan bekerja atau membuka usaha di kawasan Puncak.
"Penertiban yang komprehensif dan tentunya memperhatikan HAM," ujar Yanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)