Tesa (kiri) saat berbagi pengalaman kelamnya. (foto: Pelangi)
Tesa (kiri) saat berbagi pengalaman kelamnya. (foto: Pelangi) (Pelangi Karismakristi)

Hidup adalah Pilihan, Tapi Jangan Pilih Narkoba!

eagle award
Pelangi Karismakristi • 03 September 2015 17:42
medcom.id, Bogor: Praktek bullying di kalangan anak-anak dan remaja, boleh jadi cuma main-main. Namun rupanya punya dampak jangka panjang yang mengerikan bagi korbannya, yaitu terjerumus narkoba. 
 
Ini yang dialami oleh Tesa, seorang mantan pecandu narkoba. Tesa mengaku mulai menkonsumsi obat terlarang ketika duduk di bangku kelas 1 SMP. Ketika itu dirinya adalah obyek bullying teman-temannya.
 
"Waktu itu biar percaya diri, saya pakai ganja," ungkap Tesa di hadapan ratusan siswa SMA dan SMK peserta roadshow Eagle Junior Documentary Camp 2015 di Gedung Pusat Pengembangan Islam, Bogor, Kamis (3/9/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Kelas 2 SMP, saya kenal heroin," sambungnya dalam acara bertema "Lawan Narkoba" ini.
 
Perkenalannya dengan narkoba ternyata tidak menjadikan Tesa percaya diri seperti yang dia kira. Pria ini malah jadi berantakan kehidupan pribadi dan keluarganya. Sebab yang selalu dipikirkan adalah bagaimana cara mendapat narkoba untuk memenuhi rasa kecanduannya.
 
"Saya nggak mikirin sekolah, makan atau minum. Saya bela-belain jual barang, baju dan sepatu untuk narkoba. Saya juga mencuri uang di rumah," sesal pria kelahiran 3 September 1984.
 
Sampai pada tahun 2007, Tesa sadar perbuatannya ini sungguh merugikan dirinya. Ia sembuh tanpa perantara panti rehabilitasi seperti layaknya pecandu narkoba. "Di awal saya ingin pakai sendiri, jadi berhenti juga dengan diri sendiri," ujarnya dalam logat Sunda yang kental.
 
Langkahnya untuk seketika berhenti mengkonsumsi narkoba bukan tanpa risiko. Organ tubuhnya yang terlanjur teracuni narkoba beraksi. Tesa bagai hidup dalam siksaan. "Saya menahan rasa sakit luar biasa, di kamar dan sendirian," kenangnya. 
 
Namun karena sadar harus cepat memperbaiki hidup sebelum semuanya terlambat, Tesa menguatkan tekatnya. Dia tahu terus menjadi pencandu narkoba pilihannya adalah hidup tanpa guna lalu mati sia-sia, bahkan menghancurkan keluarganya.
 
"Saya memilih untuk sembuh!" tegasnya disambut tepuk tangan peserta Eagle Junior Documentary Camp 2015.
 
"Hidup itu pilihan, terserah kalian mau pilih yang mana. Tapi jangan narkoba!" wanti pria yang kini aktif di Rumah Cemara sebagai Tim Penjangkau ini.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(LHE)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif