Hal tersebut dilakukan untuk mendoakan almarhum Raden Adang Joppy, 58, guru ekonomi SMAN 8 Bandung yang menjadi salah satu korban robohnya crane di Masjidil Haram pada Jumat, 11 September. "Semoga almarhum Joppy mendapatkan tempat terbaik," kata Kepala Sekolah SMAN 8 Bandung, Suryana.
Dalam benak Suryana, almarhum Joppy memiliki sosok humoris dan dikenal kritis di antara para pendidik di Kota Bandung. Oleh karena itu, Suryana tanpa ragu menilai Joppy sebagai figur guru yang sangat baik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Beliau menitipkan anak yang beliau ajar. Kepada pihak keluarga juga kami dengar beliau menitipkan anak sulungnya, Yoga, untuk mengurus anak bungsunya (Dinda)," ujarnya.
Menurut dia, Sebelum berangkat ke Mekah, almarhum masih memikirkan anak-anak didiknya. "Memang, almarhum sempat menitipkan para muridnya kepada pihak sekolah," ujar Suryana.
Kabar meninggalnya guru yang telah mengabdi selama 17 tahun di dunia pendidikan ini baru diketahui pada Sabtu, 12 September, siang. Saat itu kabar masih belum pasti. Keesokan harinya, Suryana dan rekan-rekan guru, baru mendapatkan kepastian.
Sementara itu, Yani Excanti, sesama guru di SMAN 8, merasa kehilangan atas kepergian rekan satu profesinya ini. Menurut Yani, selama ini almarhum memiliki sifat tegas namun humoris sehingga disayangi para murid. "Dia sangat peduli sama orang lain dan dekat sekali dengan anak-anak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)