Itulah cuitan Walikota Bandung, Ridwan Kamil di Twitter saat mendapat kabar duka wafatnya Ir. Achmad Noe'man, arsitek senior perancang Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (4/4/2016) petang.
Semasa belajar arsitektur di ITB, Emil boleh jadi pernah berlama-lama di pelataran masjid bersejarah itu. Bersejarah, karena memang Masjid Salman merupakan masjid kampus pertama di Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ir. Achmad Noe'man, yang alumni lulusan Arsitektur ITB 1958, menggagas sekaligus merancangnya. Masjid ini adalah karya pertama Noe'man di bidang arsitektur masjid. Desainnya terbilang tak umum, karena dirancang tanpa kubah.
Pada 1964, Noe'man temui Presiden Soekarno untuk meminta persetujuan atas rancangannya. Karena dianggap futurustik, rancangan Noe'man sempat mendapat penolakan dari Presiden Soekarno. Meski begitu, akhirnya Soekarno menyetujuinya, bahkan Soekarno sendiri yang memberikan namanya.
Presiden Soekarno memberikan nama Salman karena terilhami nama seorang sahabat Rasulullah dari Persia, Salman Alfarisi, perancang parit ketika Perang Parit.
Kepak Sayap Hingga Afrika
Sukses merancang Masjid Salman ITB, Noe’man mulai kepakkan sayap ke luar Bandung. Dia melayani banyak permintaan merancang sejumlah masjid yang menjadi spesialisasinya.
Karya Noe'man terus tersebar mengikuti 51 tahun karirnya di dunia arsitektur. Di antaranya adalah Masjid Raya Pati, Masjid At-Tin TMII, Masjid Al-Ghifari IPB Bogor, Masjid PT Pupuk Kujang, Masjid Al-Furqan UPI Bandung, Masjid Komplek Pramuka Cibubur Jakarta dan Masjid Al-Markaz al-Islami di Makassar.
Di luar negeri, Noe'man merancang Masjid Syekh Yusuf di Cape Town, Afrika Selatan. Juga ada karya monumental dari bangsa Indonesia di Sarajevo, Bosnia, yakni Masjid Muhammad Suharto.
Yang tak banyak orang tahu, selain merancang masjid, Noe’man juga tercatat sebagai perancang mimbar Masjid Al Aqsa di Palestina pada 1993-1994.
Selamat jalan arsitek seribu masjid!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LHE)
