Kepastian itu diungkapkan Humas RSUD Sumedang, Iman Budiman. Iman memastikan pendaftaran antrean di RSUD Sumedang merupakan modus penculik untuk bisa membawa kabur Nauval.
"Di bagian pendaftaran tidak ada daftar pasien, baik atas nama Nauval Ramadan maupun atas nama orang tua bayi," ujar Iman, Selasa (7/7/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Nauval diculik seorang perempuan berpakaian mirip pegawai negeri sipil pada Selasa pagi. Bayi lelaki yang baru berusia 11 hari itu merupakan anak pertama dari pasangan Priatna Kurnia, 21, dan Nani Maryani, 20, warga Dusun Babakan Jati, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Sumedang.
Modus penculikan terbilang baru. Penculik mengiming-imingi orang tua bayi dengan santunan Rp3,5 juta rupiah jika mau memeriksakan bayinya ke RSUD Sumedang. Sesampainya di lokasi, penculik berpura-pura mengambil antrean di loket rumah sakit.
Kemudian, penculik memberi tahu bahwa Nauval mendapatkan antrean ke-27. Saat itu, petugas rumah sakit mengumumkan sudah masuk antrean ke-17. Di momen ini penculik kemudian meminta bayi Nauval ke orang tuanya dengan dalih akan membawanya ke laboratorium.
Setelah berpindah tangan, penculik lalu kabur membawa Nauval keluar dari rumah sakit. Orang tua baru sadar kalau anaknya diculik setelah penculik tak kunjung kembali. (Baca: Diiming-imingi Rp3,5 Juta, Bayi 11 Hari Diculik)
RSUD Sumedang sudah merilis rekaman CCTV yang memperlihatkan penculik keluar membawa bayi Nauval. "Pelaku berpakaian layaknya seorang PNS. Dia terlihat keluar rumah sakit lewat ruang rawat jalan dan sempat masuk ke salah satu kios di luar rumah sakit," kata Iman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
