Kepala Stasiun Sukabumi, Heru Salam, mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan petugas di Stasiun Cibadak, diketahui kereta mengalami anjlok pada gerbong restorasi (restoran). Dua as roda gerbong yang berada di bagian belakang rangkaian ini anjlok sekitar 20 sampai 30 sentimeter.
"Itu terjadi pada pemberangkatan pertama pukul 05.00 WIB. Namun, perjalanan pada pemberangkatan tersebut hanya tersendat, gerbong yang anjlok bisa dilepas," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Akibat kejadian tersebut, jadwal pemberangkatan kedua dari Sukabumi pada pukul 10.40 WIB terpaksa dibatalkan. Jumlah penumpang pada jadwal pemberangkatan tersebut terdiri dari 260 di kelas ekonomi dan 40 di kelas eksekutif.
Heru menjelaskan pembatalan pemberangkatan kereta juga dilakukan dari Stasiun Bogor pada pukul 08.05 WIB. Namun, Heru tidak tahu pasti jumlah penumpang pada jadwal pemberangkatan tersebut. "Infonya sudah dievakuasi, namun saya tidak hafal jam berapa selesainya," kata Heru.
Kepala Stasiun Bogor, Sugi Hartanto, belum bisa dikonfirmasi terkait dampak anjloknya Kereta Pangrango. Sementara, belum ada pernyataan resmi dari PT KAI Daerah Operasi I Jakarta.
"Tidak ada korban, dua gerbong paling belakang yakni gerbong restorasi dan kelas eksekutif terpaksa dilepas agar kereta bisa melanjutkan perjalanan," kata Heru.
Kereta Sukabumi kerap anjlok. Catatan Metrotvnews.com, pada 2016 terjadi dua kali kereta anjlok. Pertama, kereta pengangkut kerikil anjlok di pintu tujuh KM 2+600, antara Stasiun Batu Tulis dengan Stasiun Paledang, Kota Bogor, Jumat malam 8 Januari. Akibat peristiwa itu perjalanan Kereta Pangrango jurusan Sukabumi-Bogor terganggu.
Kejadian kedua pada Jumat 15 Januari. Kereta anjlok di sekitar Stasiun Ciomas dan Meseng. Saat itu kereta tengah mengangkut air mineral.
Sebelumnya, Humas PT KAI Daop I Jakarta, Bambang Setyo Prayitno, mencatat ada 15 daerah rawan longsor di sepanjang rute rel kereta Sukabumi-Bogor.
Titik-titik rawan itu di antaranya tiga titik rawan banjir dan pergerakan tanah antara Stasiun Bogor dan Batu Tulis, delapan titik rawan banjir Stasiun Batu Tulis dan Maseng, serta empat titik rawan pergerakan tanah antara Stasiun Maseng hingga Sukabumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)