Kekagetan itu diutarakan warga, khususnya yang bertetangga langsung dengan sekretariat Gafatar di Cirebon. Alasannya, selama tiga tahun berada di Desa Kedungjaya, Kedawung, Kabupaten Cirebon, anggota tidak pernah bermasalah dengan warga. Warga malah mengaku banyak dibantu anggota Gafatar.
“Kalau ada kerja bakti atau gotong royong apapun, mereka pasti datang,” ujar Didi, salah satu warga, Kamis (21/01/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hal sama disampaikan Sudarta. Tokoh masyarakat Kedungjaya ini membenarkan anggota Gafatar sering turut kerja bakti. Walaupun yang tinggal di sekretariat hanya sekitar 12 orang, namun ketika akan melakukan kerja bakti, mereka mengundang anggota lainnya.
“Jadi kalau mau ada kerja bakti, bisa sekitar 50 orang lebih anggota Gafatar yang terlibat,” ujar Sudarta.
Dari sepengetahuan Sudarta, beberapa kegiatan yang sering diikuti oleh anggota Gafatar lebih banyak kegiatan sosial. Bahkan, menurut Sudarta, mereka juga sering memberikan santunan pada orang tidak mampu atau terkena musibah.
Kecurigaan Sudarta terhadap aktivitas Gafatar, bermula saat menanyakan alasan anak salah satu anggota Gafatar yang tidak sekolah. Menurut mereka, pintar itu bisa dengan sendirinya tanpa perlu ke sekolah.
“Hal tersebut, sama dengan yang saya lihat di televisi. Bahwa Gafatar yang sesat itu, melarang untuk sekolah, karena nanti akan pintar dengan sendirinya,” ujar Sudarta.
Saat ini, Sekretariat Gafatar di Kedawung Cirebon sudah sepi dari penghuninya. Informasi yang didapatkan Metrotvnews.com, anggota Gafatar yang sebelumnya tinggal di sekretariat hijrah ke Kalimantan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)