Kecurigaan tersebut muncul dari perlakuan penyalur tenaga kerja Nurlista yang sering memaksa untuk berpindah-pindah majikan. Nurlista juga diberangkatkan dengan visa turis.
Suami Nurlista, Junaedi, 33, mengatakan sebelum meninggal, istrinya sering mengeluh ingin pulang. Sejak dipekerjakan di Mesir pada 15 September 2015 lalu, Nurlista sudah tiga kali dipaksa pindah majikan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Istri saya pernah minta pulang sama agen yang memberangkatkan, tapi malah dimarahi bahkan ditampar," kata Junaedi, saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (19/05/2016).
Nurlista bekerja ke Mesir melalui Ahmad dan Rahma, pasangan suami istri yang dipercaya sebagai agen penyalur TKI. Ahmad merupakan warga negara Mesir yang tinggal di sebuah apartemen di daerah Cilititan, Jakarta Timur. Sementara istrinya, merupakan WNI.
"Saya lupa nama apartemennya, tapi posisinya berada di belakang Pool Bus Prima Jasa," kata dia.
Junaedi menuturkan, istrinya baru sadar status ketenagakerjaannya ilegal setelah berada di Mesir. Disana, agen menunjukan visa yang digunakan hanya berlaku empat bulan.
Selain Nurlista, warga Mesir ini juga memberangkatkan dua orang lain bernama Wiwin asal Bandung dan Enti dari Indramayu. Ketiganya diiming-imingi gaji tinggi senilai US$350, namun kenyataannya hanya digaji US$250.
"Awalnya enggak curiga soalnya enggak diminta bayaran sepeser pun, cuma diminta KTP, kartu keluarga sama paspor. Kayaknya agen itu dapet untung dari mindah-mindahin yang kerja," tutur Junaedi.
Sebelum dinyatakan meninggal, Nurlista terakhir bekerja di rumah milik Mohammed Mostafa Amin, di daerah Zamalek, Giza, Mesir.
Kepala Desa Singajaya, Neneng Ahmad Fauzi, menuturkan sejauh ini pihaknya membantu keluarga Nurlista, berkoordinasi dengan perwakilan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) serta kedutaan. Sementara pihak agen, belum terlacak keberadaaannya.
"Informasinya jenazah sudah tiba di Jakarta. Mungkin nanti sore baru dipulangkan karena ada beberapa persyaratan administrasi yang harus diurus," pungkas Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)