Korban merupakan salah satu calon Tamtama Angkatan Udara tahun ajaran 2015 dengan perdaftaran pertama nomor WIR0099 dan baru teridentifikasi pukul 22.00 WIB malam.
"Sejak lulus SMA Serba Bakti Suryalaya, dia langsung mendaftarkan diri menjadi calon Tamtama dan tidak lulus di Tasikmalaya," ujar salah seorang PNS Bidang Bintal, Nurul Mutaqin, Kamis (2/7/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Nurul, korban merupakan salah satu calon Tamtama pendaftar pertama di Tasikmalaya 2015 ini. Akan tetapi, dia tidak lulus karena mengalami retakan pada kaki sebelah kanan. "Yang kami tahu, dia tidak lulus saat mencalonkan diri menjadi Tamtama di Tasikmalaya," paparnya.
Sementara itu, Sandy Setiadi, 23, kakak korban mengatakan, dirinya baru tadi pagi sampai di Tasikmalaya setelah mendengar Informasi dari teman. "Kami diberitahu oleh teman-teman sekampus, kebetulan kami kuliah di Yogya dan sekarang ini sedang melakukan KKN," ujarnya.
Sandy mengungkapkan adiknya sempat diajak untuk kuliah di Yogya, tetapi dia tidak mau dan menginginkan pulang ke Natuna ingin bertemu ayah dan ibunya sambil Lebaran di sana.
"Dia kan sudah lama tinggal di Tasikmalaya bersama Emik, 60, kakak kandung Pelda Endang Sunarli, di Kampung Nanggewer sebelum ayahnya, Pelda Endang Sunarli, pindah tugas ke Komplek Perumahan TNI AU di Natuna Ranai," katanya.
Menurut Sandy, sebelum kejadian itu dirinya sempat mengirimkan pesan SMS kepada korban sambil mengajak untuk bersekolah di Yogya (kuliah). Namun, korban malah menolak dan ingin pulang ke Ranai.
Sementara itu, ibu kandung korban, Tuti, 46, mengatakan anaknya sering sekali pulang ke Natuna dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara. Karena untuk penerbangan ke Natuna hanya pesawat itu satu-satunya yang bisa mendarat ke Ranai Natuna dan tidak ada lagi pesawat lain yang mampu mendarat ke sana.
"Pesawat itu khusus untuk keluarga TNI AU yang akan pulang ke sana karena prosesnya juga tetap menggunakan prosedur mulai dari melampirkan KTP dan Kartu Keluarga. Setelah memiliki surat, baru bisa menaiki pesawat itu," katanya.
Menurut Tuti, kepulangan ke Natuna tersebut karena ayah korban, Endang Sunarli meminta korban untuk pulang. Karena abang tidak akan pulang mengingat sedang kuliah di Yogya. "Jadi, suami saya meminta agar dia pulang menggunakan Hercules karena telah mendapatkan surat dari Jakarta dengan tujuan Natuna Ranai," katanya. (antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)