Deni, 32, yang sehari-hari menjajakan rokok dan minuman mengakui ini pendapatan menurun drastis. Sebab, akibat penutupan itu ia tidak bisa menjajakan dagangan di Alun-Alun Asia Afrika. Lokasi berdagang yang tidak menentu saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pembeli.
"Iya pasti kalau penurunan omzet. Tapi kita mau gimana lagi, memang tidak boleh jualan," kata Deni saat ditemui Metrotvnews.com di Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/4/2015). Sayang, Deni tidak mau menyebutkan penurunan pendapatan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hal serupa dituturkan Heri, 43. Pedagang tahu gejrot ini pasrah akan terjadi penurunan omzet. Karena tempat ia biasa menjajakan dagangannya sementara waktu tidak boleh dimasuki oleh masyarakat umum.
"Saya biasanya di Alun-Alun, banyak yang beli. Kalau begini, sudah pasti akan jarang pembeli. Habis (jalan) ditutup mau gimana," kata dia.
Meski merugi, Deni dan Heri memaklumi penutupan jalan itu. Lantaran sedang ada acara besar di mereka biasa menjual dagangan. "Habis kan ada acara, mau gimana lagi. Enggak apa-apa, kita mengerti ada acara seperti ini," ujar dia.
Peringatan KAA berlangsung dari 19 April hingga 23 April di Jakarta dan 24 April di Bandung. Rangkaian acara di Jakarta telah dilalui, di antaranya pertemuan pejabat tingkat tinggi kawasan Asia Afrika, pertemuan tingkat menteri dan pertemuan puncak bisnis kawasan Asia Afrika. Sementara akhir peringatan KAA akan dilakukan napak tilas (historical walk) oleh para kepala negara di Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DOR)