Seperti yang diungkapkan Kepala Seksi Surveilans dan Epidemiologi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Yessi Desputri, di Kampus IPB. Penyakit hepatitis A pernah merebak di Pesantren Darul Muttaqien dan tidak menyebabkan korban jiwa. "Jumlahnya penderitanya lebih banyak, yakni 95 orang," ujar Yessi, kemarin.
Hanya saja, kronologi penyebaran bakteri atau virus hepatitis di pesantren ini berbeda dengan yang ada di IPB. Di pesantren, tata kelola makanan hingga kebersihan yang merupakan penyebab hepatitis, lebih mudah diperbaiki karena terpusat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Yessi mengakui saat kejadian di Darul Muttaqien, pihaknya sendiri telat mendapatkan informasi. Beruntung, sebanyak 95 orang santri yang terjangkit hepatitis A ini sembuh tanpa harus dirawat di rumah sakit.
"Dinas Kesehatan kemudian melakukan investigasi di sana. Dari situ diketahui penyakit yang merebak di Darul Muttaqien adalah hepatitis A," kata dia.
Berbeda dengan di pesantren, kondisi penyebaran hepatitis di IPB lebih rumit. Hingga saat ini belum diketahui secara jelas penyebabnya dari mana. Meskipun sudah ada dugaan berasal dari lingkungan indekos dan makanan yang berasal dari PKL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)