Rumah dengan dominasi warna putih itu berlokasi di Ciateul, Kota Bandung. Rumah itu menjadi saksi bisu perjuangan Soekarno sebelum memproklamasikan kemerdekaan RI dan menjadi Presiden pertama Indonesia.
Jalan di depan bangunan pun bernama Inggit Garnasih. Pemberian nama itu untuk menghormati kegigihan Inggit mendampingi Soekarno yang memperjuangkan kemerdekaan RI.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bangunan berdesain kolonial namun sudah direnovasi. Pagar besi mengeliling bangunan tersebut. Di halaman depan, terdapat prasasti yang bertuliskan: Rumah Bersejarah Inggit Garnasih.

(Rumah bersejarah Inggit Garnasih, MTVN - Roni Kurniawan)
Hasil pantauan Metrotvnews.com, Selasa 10 Mei, rumah tampak bersih, asri, dan terawat. Terdapat halaman berlaporkan batu besi di sisi kanan dan rerumputan di bagian tengah. Paving block pun tersusun rapi di jalur masuk rumah.
Dari pintu masuk, empat ruangan kecil berada di dalam rumah. Satu di antaranya kamar tidur yang dulu digunakan Inggit untuk beristirahat. Sementara kamar Soekarno berada di bagian belakang.
Di bagian depan sebelah kanan, terdapat ruang yang biasa digunakan Soekarno untuk membaca dan menyelesaikan tugas kuliahnya.
Semasa masih belajar di Technische Hoogeschool te Bandoeng atau yang sekarang dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung, Soekarno tinggal di rumah tersebut. Saat itu, Inggit masih menjadi istri Haji Sanoesi.

(Kamar tidur di dalam rumah Inggit Garnasih, MTVN - Roni Kurniawan)
Memasuki ruang depan sebelah kiri, terdapat ruangan dengan ukurang kurang lebih 2 x 3 meter yang merupakan ruangan khusus untuk membuat ramuan jamu dan bedak oleh Inggit Ganarsih. Sedangkan di belakangnya, terdapat satu ruang serbaguna yang biasa digunakan oleh Soekarno dan Inggit Ganarsih.
Selain itu, terdapat juga ruang depan dan ruang tengah yang dibiasa dijadikan tempat oleh Soekarno untuk berkumpul bersama para pejuang pada masa penjajahan dahulu.
Menurut Jajang Ruhiat, 41, juru pelihara sekaligus pemandu Rumah Bersejarah Inggit Ganarsih, bangunan tersebut terakhir direnovasi pada tahun 1997. Kemudian bangunan yang mempunyai luas 170 meter persegiitu ditata kembali pada 2008 oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
"Posisi bangunanya tidak ada perubahan, persis sama seperti yang dulu. Tapi waktu dulu bangunan ini berupa rumah panggung, lalu dibangun lah seperti ini, perubahannya mugkin di halaman samping kiri," ujar Jajang kepada Metrotvnews.com di Rumah Bersejarah Inggit Ganarsih di Jalan Ciateul, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/5/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
