Di desa yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Cirebon ini, pengunjung bisa melihat langsung kura-kura Belawa yang berukuran besar. Sayangnya, jumlah kura-kura Belawa berkurang drastis selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Kepala Desa Belawa, Kamon Haryanto, kura-kura ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Mitos yang beredar, kura-kura ini merupakan prajurit yang dikutuk menjadi kura-kura belawa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Awalnya ada ribuan ekor kura-kura. Namun karena pengelolaan yang tidak maksimal, dan bencana banjir mengakibatkan banyak kura-kura mati dan hilang. Bahkan, pada 2010, penangkaran kura-kura Belawa ini mengalami musibah dan mengakibatkan 300 kura-kura meninggal secara massal.
“Ada 300 kura-kura yang meninggal tahun 2010. Katanya kena virus. Salah satu kura-kura yang mati pada tahun 2010 berumur 120 tahun,” ujar Kamon, Selasa (19/04/2016).
Saat ini, kura-kura air tawar yang ada di penangkaran kura-kura Belawa hanya tersisa 72 ekor dan yang paling tertua berumur 50 tahun. Kamon menyebut, jenis kura-kura Belawa hanya ada di desanya saja. Kura-kura belawa memiliki ciri khusus, yaitu mempunyai cekungan ditengah tempurungnya.
“Katanya sih di Papua dan Sumatera ada, tapi tetap memiliki perbedaan,” kata Kamon.
Sementara itu, Yadi pengelola Wisata Kura-kura Belawa, mengaku saat ini pihaknya memperketat makanan yang diberikan pengunjuung kepada Kura-kura yang dipeliharanya. Kasus meninggalnya 300 kura-kura pada 2010, menjadikan pelajaran bagi pengelola untuk mengawasi lebih ketat makanan yang akan dikonsumsi oleh kura-kura itu.
“Tahun 2010 ada indikasi virusnya dari makanan yang diberikan pengunjung. Karena saat itu, pengunjung bebas memberikan makanan seperti kerupuk, roti, ikan, umbi-umbian dan lain-lain. Kalau sekarang hanya diberikan daging ayam yang sudah dipotong-potong,” kata Yadi.
Ia juga berharap, pemerintah ikut memberikan perhatian serius terhadap kelestarian kura-kura Belawa ini. Karena selama ini, belum ada perhatian maksimal dari pemerintah untuk pengelolaan wisata ini. Walaupun Dinas Perikanan dan Kelautan sempat memberikan bantuan untuk dukungan makanan, namun saat ini sudah tidak berjalan lagi.
“Tadinya Dinas Perikanan dan Kelautan memberikan bantuan Rp500 ribu perbulan untuk makanan kura-kura, tapi sekarang sudah tidak ada,” kata Yadi.
Untuk menjaga keberlangsungan Kura-kura belawa tersebut, Pemerintah Desa Belawa akhirnya mengalokasikan anggaran yang diambil dari dana desa. Walaupun tidak begitu besar, namun dana tersebut bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan pelestarian kura-kura Belawa.
“Alhamdulillah sekarang sudah ada tempat penetasan, sehingga bisa menjaga kura-kura belawa dari kepunahan,” kata Yadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)