Dalam pertemuan tersebut, pemimpin Sang Raja Terakhir, Sri Baginda Raja Pangeran Muhammad Abdullah Hasanuddin, mengklaim dialah raja terakhir dari raja-raja yang pernah lahir. Menurutnya, gerakan tersebut bukan aliran sesat melainkan sebuah lembaga adat nusantara. “Tidak ada yang menyimpang dari gerakan kita,” kata Abdullah.
Namun, ia mengakui jika gerakannya tersebut untuk menyelamatkan aset nusantara yang ada di luar negeri saat ini. Menurutnya, aset yang ada di luar negeri bisa untuk menyejahterakan masyarakat nusantara. Bahkan, ia juga mengaku sudah mendapatkan mandat langsung dari Raja Mulawarwan yang dibuktikan dengan beberapa surat keputusan dan mandat yang ia miliki.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Saya diamanatkan oleh Raja Mulawarwan untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia,” kata Abdullah.
Abdullah tidak mengakui mengenai kepemilikan aset sebesar Rp700 triliun seperti yang diceritakan salah satu pengikutnya. Ia juga membantah akan menggaji tukang sapu hingga Rp25 juta per bulan. “Kalau aset yang di luar negeri memang ada, namun bisa diambil atau tidak belum diketahui,” ujar Abdullah.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Cirebon, Tata Kurniasasmita, mengaku masih mendalami dan mengawasi gerakan tersebut. “Selama ini belum ada aktivitas yang mengganggu, tapi kami masih mengawasi dan mendalami gerakan ini,” kata Tata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)