Anggota tim medis dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Darma Husada, Bandung, Hilman Firmansyah, mengatakan banyaknya peserta yang sakit dan jatuh pingsan tersebut disebabkan oleh cuaca yang panas. Mereka juga kurang persiapan sebelum mengikuti acara tersebut.
“Karena acara disiapkan sejak pagi-pagi sekali, mungkin mereka belum sarapan, ditambah cuaca cukup terik,” kata Hilman kepada Metrotvnews.com, Kamis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut dia, STIKes Darma Husada dan Dinas Kesehatan Kota Bandung telah mengantisipasi kemungkinan tersebut dengan menyediakan ambulans sebanyak 11 unit dan ratusan tenaga medis.
“Mereka yang jatuh pingsan segera kami tangani secara medis. Beruntung, tidak ada yang mengalami penurunan kondisi kesehatan yang serius,” ujarnya.
Tenaga medis yang berjumlah ratusan tersebut, lanjut Hilman, disebar di berbagai titik sekitar lokasi acara. Lainnya berpatroli guna memantau keadaan peserta yang berjumlah puluhan ribu orang.
“Barang kali ada peserta yang lokasinya jauh dari titik relawan medis akan tetapi segera membutuhkan penanganan,” kata dia.
Pementasan angklung kali ini akhirnya berhasil dikukuhkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pertunjukan seni angklung dengan peserta terbanyak. Puluhan ribu pemain tersebut terdiri dari siswa-siswi berbagai tingkatan sekolah di Kota Bandung serta masyarakat umum.
“Dengan ini kami kukuhkan kegiatan ini masuk ke dalam rekor dunia dalam catatan buku MURI sebagai pentas angklung dengan jumlah pemain terbanyak,” kata Deputi Manajer MURI, Awan Rahardjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)
