Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Ham Kantor Wilayah Jawa Barat, Agus Toyib, mengaku belum menerima permohonan resmi soal pencabutan CCTV. Begitu pun terkait teknis kunjungan yang diinginkan keluarga Ba'asyir tanpa disekat kaca.
"Ini saya baru tahu infonya. Saya belum bisa komentar selama belum ada laporan atau permohonan resmi," kata Agus kepada Metrotvnews.com, Selasa (19/04/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Agus tidak mau berandai-andai, apakah permohonan itu akan dikabulkan. Terlebih hingga saat ini belum ada keluarga narapidana yang mengusulkan pencabutan CCTV, selain keluarga Abu Bakar Ba'asyir.
"Ya, memang belum pernah ada. Saya belum tahu kepastian permohonannya, laporan dari Kalapas pun belum ada," kata dia.
Pemasangan CCTV tidak dilakukan di semua kamar LP. Hanya dipasang di kamar-kamar napi yang dinilai perlu pengawasan lebih.
"Kalau di LP Gunung Sindur misalnya di blok yang dihuni bandar narkoba, serta ruangan Abu Bakar Ba'asyir," kata dia.
Sebelumnya, putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim Ba'asyir, menginginkan CCTV di ruang tahanan ayahnya dicabut. Pria yang akrab disapa Iim itu menilai, CCTV di ruang tahanan ayahnya melanggar hak privasi. Kamera menyorot Abu Bakar Ba'asyir selama 24 jam, termasuk saat Ia tidur. Ia khawatir aurat Ba'asyir juga terekam kamera.
"Kami keberatan dan kami minta CCTV yang menyorot beliau selama 24 jam untuk dicabut saja," kata Iim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)
