Massa ormas keagamaan membakar kain bersimbol komunis di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/4). Foto: Antara/Didik Suhartono
Massa ormas keagamaan membakar kain bersimbol komunis di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/4). Foto: Antara/Didik Suhartono ()

Ada Intervensi, Diskusi Marxisme di Unpad Batal

komunisme
19 Mei 2016 19:20
medcom.id, Jatinangor: Intervensi terhadap kajian ideologi kiri masih berlangsung. Kali ini terjadi di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad yang sedianya akan mengkaji "Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan", Kamis 19 Mei 2016 ini, akhirnya harus ditunda, alih-alih dibatalkan.
 
"Acara ini sebenarnya sudah mendapat persetujuan Dekanat Fisip Unpad, bahkan dana operasional sudah cair," kata Kepala Departemen Hubungan Eksternal dan Aksi Strategis BEM Fisip Unpad, Ariq Andermesa, dalam keterangan tertulisnya.
 
Namun, kata Ariq, ada perwakilan ormas keagamaan yang keberatan dengan diskusi itu. "Kemarin, ormas datang ke Unpad untuk membahas acara ini," kata Ariq.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ariq juga dihubungi seseorang yang mengaku dari kepala kesatuan intel polisi sekitar pukul 10.45 WIB, Senin 18 Mei. Ariq diinterogasi perihal isi acara dan target pesertanya. 
 
"Di ujung pembicaraan saya diingatkan untuk berhati-hati karena situasi di masyarakat sedang panas, terutama berkaitan dengan isu-isu komunisme," kata dia.
 
Sekitar pukul 15.00 WIB, Ariq dan sejumlah kawannya bertemu dengan BEM Kesatuan Mahasiswa (Kema) Unpad. Perwakilan dari BEM Kema, kata dia, membenarkan kalau rektorat sedang membahas ihwal acara itu. Pembahasan dipantik adanya keberatan sejumlah perwakilan ormas keagamaan.
 
"Namun, BEM Kema tak mempermasalahkan jika kami tetap menyelenggarakan acara ini. Dengan catatan, memperketat penjagaan," kata Ariq.
 
Merasa mendapat dukungan, sekitar pukul 16.00 WIB Ariq rapat dengan anggota di departemennya untuk mempersiapkan acara esok. "Tapi, tiba-tiba ketua BEM Fisip datang dan menjelaskan kalau dekanat melalui Manajer Kemahasiswaan Fisip Unpad telah bersepakat untuk menunda acara ini," kata dia.
 
Untuk memastikan kebenarannya, Ariq langsung menemui Manajer Kemahasiswaan Fisip Unpad. "Dan memang benar, dia mengatakan rektorat bersama dua orang intelijen telah membahas acara ini karena ada keluhan dari elemen masyarakat. Polisi menyarankan untuk membatalkan acara," katanya.
 
Mengetahui alasan itu, Ariq akhirnya menyerah. Pukul 17.00 WIB dia kembali rapat di departemennya dan memutuskan untuk menunda penyelenggaraan acara dengan alasan faktor keamanan. 
 
"Kawan-kawan bersimpulan seminar ini perlu dibatalkan untuk melihat perkembangan situasi dan mencari solusi yang lain," kata dia. 
 
Ariq menyayangkan intervensi ini. "Ini merupakan tamparan bagi demokrasi dan kebebasan akademik di kampus," ujarnya.
 
Ariq menjelaskan kajian "Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan" adalah upaya mereka mengkaji secara ilmiah Marxisme dan perkembangannya di dalam ilmu sosial-humaniora. 
 
Dihadirkan dua pembicara, antara lain aktivis dari Rumah Kiri Firman Ekoputra dan M. Rolip Saptamaji. Kajian ini rencananya dimoderatori dosen Ilmu Politik Unpad, Carolina Paskarina. Acara ini sedianya akan diadakan hari ini pada pukul 13.00 WIB di Gedung Seminar A Fisip Unpad, Jatinangor.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif