Pernyataan itu disampaikan Ketua Gabungan Serikat Pekerja Indonesia (Gasperindo) Kota Bandung, Mansyur Yansah. Dalam tiga tahun masa jabatan Emil, Mansyur mengaku para buruh belum merasakan kesejahteraan.
"Wali Kota senangnya bikin taman tapi tidak menyejahterakan kaum buruh," kata Mansyur saat berorasi di depan Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin 1 Mei 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Lantaran itu, Mansyur dan rekan-rekannya memanfaatkan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day untuk menyampaikan aspirasi kesejahteraan. Mansyur berharap program pemerintah dapat menyentuh kesejahteraan buruh.
Mansyur mencontohkan program bus untuk buruh yang diluncurkan pada 2016. Mansyur menilai program itu tak berjalan lancar.

(Aksi buruh di depan lapangan Gasibu Kota Bandung dalam peringatan May Day, MTVN - Jaenal Mutakin)
Saat diluncurkan, empat bus dioperasikan. Namun kini hanya satu bus yang beroperaso.
"Iya dulu sempat ada bus buat karyawan, tapi enggak optimal. Malahan sekarang cuma satu yang operasional, mana cukup," tuturnya.
Para buruh pun mendesak Emil menetapkan upah sektoral di Bandung. Padahal buruh sudah menyampaikan aspirasi itu tahun lalu, sebelum penetapan upah minimum kota (UMK) 2017.
Sementara itu aksi ratusan buruh masih berlangsung di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Mereka mengingatkan pemerintah untuk memerhatikan kesejahteraan buruh.
"Karena, keluarga yang sejahtera akan melahirkan generasi yang baik dan sumber daya manusia yang maju," ungkap Ketua Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gasperindo), Ajay.
Setiap tahun, lanjutnya, para buruh menyuarakan tuntutan tolak upah murah hingga sistem tenaga kerja outsourcing. Ajay berharap tuntutan itu didengar dan dipenuhi pemerintah.
Ajay mengatakan mengapresiasi program pemerintah untuk membangun rumah susun khusus buruh. Namun, Ajay berharap pemerintah dapat melibatkan buruh dalam program tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)