Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku sudah mengantisipasi gesekan antara sopir angkot dengan ojek pangkalan. Pihaknya meminta aparat di wilayah kelurahan melakukan pemantauan.
"Saya sudah menugaskan lurah-lurah, terutama di titik yang memiliki potensi itu (gesekan dengan ojek pangkalan) untuk melakukan monitoring," ujar Bima Arya di Balaikota Bogor, Senin 3 April 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bima memastikan, tahapan rerouting angkot masih berjalan. Ia menargetkan, penataan ulang trayek angkot ini bisa diterapkan April ini.
"Satu dua minggu ini juga berjalan," tutur Bima.
Melalui kebijakan rerouting, Pemkot Bogor mengurangi jumlah angkot di pusat kota dari 17 trayek menjadi lima trayek saja. Angkot-angkot digeser ke wilayah pinggiran. Area pelayanannya pun melebar, dari 58 menjadi 68 kelurahan.
Selain mendapat penolakan ojek pangkalan, penggeseran trayek angkot juga terkendala sempitnya ruas jalan di beberapa wilayah. Terkait hal ini, Bima mengaku akan lebih mendalami permasalahan. Pemkot Bogor baru bisa menempatkan petugas untuk mengawasi lalu lintasnya.
"Kita lihat dulu, kalau itu yang jadi masalah perlu diperlebar, pasti akan kami tingkatkan kapasitasya. Yang penting, kita lihat dulu, kita evaluasi dulu," pungkas Bima.
Program rerouting angkot diluncurkan di Balaikota Bogor pada Selasa 14 Maret. Acara peluncuran dihadiri seluruh jajaran Muspida Kota Bogor, disertai seremoni simbolis pemasangan stiker untuk sejumlah unit angkot trayek baru.
Berdasarkan data Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Bogor, saat ini terdapat 3.412 angkot yang bernaung dibawah 15 badan hukum. Selain melalui rerouting, pembenahan transportasi di Kota Bogor bakal dilakukan melalui program konversi 3 unit angkot menjadi 1 bus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)