Unjuk rasa diikuti ratusan pegawai PDAM Kota Bogor. Sempat terjadi kericuhan saat seseorang yang diduga tangan kanan direksi menyusup ke dalam aksi.
Dalam unjuk rasa ini, para pegawai yang mengenakan seragam batik korpri meneriakan yel-yel.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Si Untung turun, si Untung Turun, sekarang juga," teriak pegawai.
Koordinator aksi, Abdul Razak, mengatakan, unjuk rasa dilatarbelakangi beberapa kebijakan direksi yang terkesan otoriter. Akibatnya, pegawai PDAM merasa tidak nyaman saat bekerja.
"Dirut tidak bisa bekerja sama dengan karyawan dan sangat arogan. Kami meminta wali kota mengganti beliau," kata Jack, sapaan Abdul Razak di sela-sela unjuk rasa.
Dalam lembar tuntutan para karyawan disebut data dan fakta kesewenangan Dirut PDAM Tirta Pakuan. Di antaranya terkait jasa produksi tahun 2015 bagi dirut meningkat 218 persen, sementara pegawai hanya 10-13 persen.
Dana insentif bagi pegawai pada Januari 2016 turun 33 persen sementara untuk dirut meningkat 172 persen. Kemudian, tidak adanya penyesuaian gaji pegawai dari tahun 2013-2016.
Selanjutnya, unjuk rasa juga dilatar belakangi pemecatan Pegawai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) lantaran mengizinkan salah seorang wartawan media lokal masuk ke ruang dirut. Para pegawai juga mengeluhkan studi banding dirut ke Thailand beberapa waktu lalu yang disinyalir menggunakan dana PDAM.
Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, akan menyampaikan aspirasi karyawan kepada wali kota. Kebijakan untuk memecat dirut PDAM ada di tangan Wali Kota Bogor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)