Pantauan metrotvnews.com, kegiatan belajar mengajar (KBM) di Pribadi Bilingual School yang berlokasi di Jalan PHH Mustopha Kota Bandung berjalan seperti biasa.
“Sekolah berjalan normal, seperti biasa dan kita sangat bersyukur ditambah lagi ada jaminan dari pemerintah Indonesia," ungkap Husein dalam konferensi pers di Gedung Sekolah Pribadi Bilingual Boarding School,Senin (1/8/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Husaein menegaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menyatakan tidak ada alasan untuk menutup sekolah-sekolah yang dituding berafiliasi dengan Organisasi Teroris Gulen atau FETO.
Selain itu, menurutnya Menteri Pendidikan Muhadjir Effendi juga telah menyatakan bahwa, sembilan sekolah yang dituding tidak berkaitan dengan lembaga yang dianggap bermasalah dengan pemerintah Turki.
“Sejak 2015 sekolah kami sudah berdiri sendiri. Guru-guru yang dari Turki pun sudah tidak dalam naungan Pasiad, tetapi atas nama pribadi bekerjasama dengan yayasan sekolah sesuai dengan prosedur izin sebagai pekerja asing,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP dan SMA Ahmad Fauzi mengaku sempat menerima sejumlah pertanyaan dari orang tua siswa terkait isu yang berkembang mengenai sekolah tersebut.
Namun, orang tua murid dapat memahami setelah mendapat penjelasan dari pihak sekolah.
"Orang tua murid memang menanyakan soal masalah ini, tapi reaksinya tidak berlebihan karena kami telah memberikan penjelasan," tandasnya.
Menurutnya orang tua hanya khawatir dengan persoalan tersebut dapat mengganggu KBM di sekolah. Sehingga, sambung dia, pihaknya menyakinkan kepada orang tua murid bahwa KBM tetap berjalan normal.
"Kami yakinkan mereka (orang tua murid) kalau masalah ini tidak mengganggu KBM sama sekali. Apalagi sampai ditutup," katanya.
Selanjutnya, Fauzi menuturkan hingga kini ada sekitar 400 siswa lulusan Pribadi Bilingual School telah mendapatkan beasiswa dari Pasiad.
Beasiswa tersebut digunakan oleh rastusan siswa ini, untuk melanjutkan pendidikan di Turki. Namun dikarenakan Pasiad telah dibubarkan, maka siswa tersebut terpaksa menanggung biaya pendidikan sendiri.
"Lulusan dari Sekolah Pribadi ada sekitar 400 orang, Karena Pasiad sudah dibubarkan, mereka tetap melanjutkan tapi dengan
biaya sendiri," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy menegaskan tidak ada alasan kuat Pemerintah Turki menutup fasilitas pendidikan yang berada di naungan lembaga the Pasific Nations Sosial and Economic Development Association (PASIAD). Menteri Muhadjir sudah mengunjungi sembilan sekolah itu. Tak satupun dari sembilan sekolah itu berkaitan dengan pemerintah Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)