Ketum GP Ansor saat memberikan keterangan kepada wartawan di Cirebon. Foto: Metrotvnews.com/Rofahan
Ketum GP Ansor saat memberikan keterangan kepada wartawan di Cirebon. Foto: Metrotvnews.com/Rofahan (Ahmad Rofahan)

GP Ansor: Anti-Pancasila Lebih Berbahaya dari Komunis

komunisme
Ahmad Rofahan • 01 Juni 2016 22:40
medcom.id, Cirebon: Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Anshor Yaqut Cholil Qoumas menilai berkembangnya isu kebangkitan ideologi komunis di Indonesia dinilai sebagai pengalihan isu gerakan radikal dan anti-Pancasila.
 
Menurut Gus Tutut, panggilan Yaqut, ideologi komunis, yang di Indonesia digagas Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah mati dan menjadi fosil. Negara-negara yang dijadikan rujukan pun, katanya, sudah tidak memberi ancaman.
 
“Uni Soviet sudah bubar, Tiongkok sekarang menjadi negara kapitalis,” ujar Tutut saat menghadiri apel kesetiaan Pancasila dan NKRI Banser di alun-alun Desa Palimanan Kabupaten Cirebon, Rabu (1/6/2016) sore.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tutut justru mewaspadai gerakan radikal. Ia mengibaratkan gerakan anti-NKRI dan anti-Pancasila ini seperti anak remaja yang masih bisa berkembang menjadi lebih besar. “Bisa saja eksistensi NKRI jadi hilang,” ujarnya.
 
Tutut mencontohkan bom Bali hingga bom Thamrin merupakan bukti bahwa gerakan radikal ada dan berusaha menghancurkan Indonesia. Sehingga ia meminta masyarakat tak terkecoh dengan isu komunisme.
 
“Gerakan radikal, anti-NKRI dan anti-Pancasila lebih nyata dibandingkan dengan komunisme," ujarnya.
 
Sebanyak 1,7 Juta anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) seluruh Indonesia melaksanakan apel kesetiaan Pancasila dan NKRI di alun-alun Desa Palimanan Kabupaten Cirebon. Apel itu, kata Tutut untuk meneguhkan bahwa Pancasila merupakan alat pemersatu masyarakat.
 
"Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Jika ada yang mengatakan Pancasila adalah Toghut, maka dia belum belajar Islam dengan baik," ujar Yaqut.
 
Dalam acara tersebut ditandatangani deklarasi Cirebon yang berisi ikrar kesetiaan Pancasila dan NKRI.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif