Ada enam titik yang dipantau, salah satunya di Warung Selat Solo Tenda Biru, Laweyan. Warung itu menggunakan 22 tabung gas tiga kilogram untuk memasak.
Tim kemudian memberikan edukasi kepada pemilik warung agar tidak kembali menggunakan elpiji bersubsidi. Sebab elpiji berwarna hijau itu hanya boleh digunakan warga miskin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sales Executive LPG Pertamina MOR IV wilayah Soloraya Adeka Sangtraga mengatakan, pihaknya langsung mengganti paksa tabung elpiji mereka. "Ditukar dengan tabung 5,5 kilogram," katanya di sela-sela sidak, Kamis, 27 Juni 2019.
Tindakan pengusaha ini merugikan negara. Pertamina khawatir penyelewengan yang dilakukan pengusaha kelas menengah atas ini dapat mengurangi jatah warga tak mampu.
"Walaupun bukan penyebab utama, ini bisa menyebabkan kelangkaan. Karena jumlah tabung yang beredar di masyarakat sudah sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Dia mengingatkan pangkalan elpiji melaksanakan penugasan distribusi gas bersubsidi ini dengan tepat sasaran.
"Kalau ketahuan menjual ke warung makan akan kami tegur dan bisa kami tutup," ujar dia.
Pemilik warung selat Tenda Biru Joko Susanto mengaku sejak lama menggunakan gas bersubsidi. "Penggunaan sehari rata-rata 10-15 tabung," ujarnya.
Dia mengaku tidak mengetahui aturan penggunaan elpiji bersubsidi tersebut. "Kalau orang usaha kan cari yang murah, tapi setelah ada aturan ini ya kami akan ikuti," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)