Pelatihan Kaum Muda menuju Dunia Kerja, di Semarang, Jawa Tengah. Foto: Metrotvnews.com/Rizki
Pelatihan Kaum Muda menuju Dunia Kerja, di Semarang, Jawa Tengah. Foto: Metrotvnews.com/Rizki (Rizki Yanuardi)

Kaum Marginal Jateng Antusias Hadapi Persaingan Kerja

sumpah pemuda
Rizki Yanuardi • 28 Oktober 2016 13:56
medcom.id, Semarang: Akhir-akhir ini ramai pemberitaan di media sosial soal pekerja asal Tiongkok yang menyerbu masuk ke Indonesia. Namun hal itu tak membuat ratusan anak muda di Semarang dan sekitarnya di Jawa Tengah berkecil hati. 
 
Bahkan, mereka yang didominasi perempuan dengan latar belakang kaum marginal di sentra Pulau Jawa itu, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, justru semangat menghadapi persaingan. 
 
Berbekal semangat 88 tahun lahirnya Sumpah Pemuda, 300-an anak muda yang sudah dan sedang mengikuti program Pelatihan Kaum Muda menuju Dunia Kerja yang digagas Plan International Indonesia, sebuah lembaga independen yang peduli terhadap nasib anak muda terutama perempuan, berkumpul di Bandungan, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 27 Oktober 2016 malam, atau sehari menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Jumat 28 Oktober 2016. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mereka berkumpul untuk membentuk ikatan alumni sekaligus mendeklarasikan diri menjadi anak muda terampil untuk masa depan yang lebih baik. Dipimpin enam pengurus ikatan alumni yang baru dibentuk, mereka beramai-ramai mengucap ikrar.
 
Nono Sumarsono, Deputy Country Director Plan International Indonesia, bangga terhadap deklarasi mereka jelang peringatan Sumpah Pemuda di Semarang itu. Dia memaknainya dengan mengakui keberhasilan para anak muda tersebut bisa bekerja, tanpa dilihat latar belakang pendidikan formalnya, bahkan fisiknya. 
 
Mereka mampu bekerja di negeri sendiri tanpa harus ke luar negeri. "Kompetensi yang membuat mereka mampu bekerja," ujar Nono kepada Metrotvnews.com.
 
Ketua Balai Besar Pengembangan Lapangan Kerja (BBPLK) Semarang, Sukiyo, menyebutkan apa yang sudah didapatkan anak muda selama mengikuti program pelatihan selama tiga minggu di lembaga pelatihan keterampilan kerja milik pemerintah, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja, tetap akan menjadi ilmu bermanfaat. 
 
Meski hasil yang didapat jauh dari baik, Sukiyo meyakini implementasi di dunia kerja sesungguhnya yang membuat mereka terasah menjadi lebih baik.
 
"Ini baru pertama terjadi. Biasanya BBPLK (dulu bernama BLKI, red.) hanya memberikan pelatihan di bidang otomotif, bangunan, atau jahitan. Tapi sekarang, dengan dukungan sejumlah mitra, kita memberi pelatihan di bidang retail dan resto yang memang sedang berkembang pesat dan membutuhkan banyak tenaga kerja," terang Sukiyo di hadapan ratusan anak muda.
 
Asri Nur Hidayati, Direktur Magistra Utama, lembaga yang ditunjuk Plan Indonesia memberikan pembinaan, mengatakan justru semangat luar biasa anak muda itu yang membuat mereka mampu terjun ke dunia kerja atau industri. 
 
"Ada 154 perusahaan yang memakai jasa anak muda yang mengikuti program pemberdayaan ekonomi anak muda (Youth Economic Empowerment) Plan International Indonesia ini," kata Asri.
 
Meski program tersebut selesai akhir 2016 ini, Asri berjanji akan membantu anak muda yang belum mendapat pekerjaan sampai berhasil.
 
Program yang sudah berlangsung sejak 2014 ini memiliki tingkat keberhasilan 87 persen. Dari 600-an alumninya, sebanyak 522 orang sudah bekerja. Rata-rata mereka bekerja di perusahaan retail dan resto yang memang sedang berkembang. Beberapa orang sedang menapaki profesi usahawan (entrepreneur).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif