Pekerja menyaring ampas kedelai yang sudah digiling untuk membuat tahu di Kramatwatu, Serang, Banten, Minggu (2/8). Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja menyaring ampas kedelai yang sudah digiling untuk membuat tahu di Kramatwatu, Serang, Banten, Minggu (2/8). Foto: Antara/Asep Fathulrahman (Kuntoro Tayubi)

Selain Naik, Kedelai Lokal Langka di Pasaran

kedelai
Kuntoro Tayubi • 24 Agustus 2015 23:20
medcom.id, Brebes: Hilangnya kedelai lokal di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, berimbas kepada usaha pembuatan tahu. Pengusaha tahu di Pedukuhan Anggamaya, Desa Kedungbokor, kini menurunkan produksi tahu karena kedelai naik dari Rp6.500 menjadi Rp8.000 per kilogram.
 
Namun demikian, para pengusaha tahu tidak berani menaikkan harga karena khawatir produknya tidak laku di pasaran. "Sejak harga kedelai naik dan tidak ada kedelai lokal, produksi tahu kami menurun," kata Nur Asiah, pengusaha tahu asal Anggamaya, Senin (24/8/2015).
 
Agar produksi tetap berjalan, mereka terpaksa menggunakan kedelai impor untuk menjaga kelangsungan produksi tahu. Dengan menggunakan kedelai impor, tepung kedelai yang dibuat untuk produksi tahu berkurang hingga 200 kilogram. “Artinya, jumlah tahu yang diproduksi berkurang," katanya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pengrajin tempe juga resah dengan naiknya harga kedelai. Untuk menekan kerugian, para pengrajin terpaksa mengurangi produksi tempe. Mereka berharap pemerintah segera mengendalikan harga kedelai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif