Petani tak Nikmati Harga Tinggi Bawang Merah

medcom.id, Brebes: Harga bawang merah yang sedang tinggi ternyata tidak dinikmati petani di Brebes, Jawa Tengah. Lantarannya, musim panen di Kota Bawang sudah berakhir dan berganti musim tanam padi.
 
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, saat ini, panen bawang merah di Brebes mulai berakhir. Pada akhir bulan ini, luas lahan panen bawang merah tinggal 500 hektare. Rata-rata produktivitas bawang merah sekitar 10 ton per hektare. “Produksi bawang merah di Brebes pada akhir Februari ini hanya sekitar 5.000 ton,” ujar Juwari, Minggu (28/2/2016).
 
Saat ini, panen hanya terlihat di wilayah Kecamatan Losari dan Brebes bagian utara, serta sebagian wilayah Kecamatan Wanasari. Dia memperkirakan, harga bawang merah bisa mencapai Rp30 ribu per kilogram hingga memasuki panen pada pertengahan atau akhir Maret mendatang.
 
Juwari menjelaskan, pekan lalu harga bawang merah di tingkat petani masih Rp15 ribu hingga Rp17 ribu/kg. Namun, hari ini, harga bawang merah di tingkat petani mencapai Rp22 ribu/kg. Sementara untuk harga bawang merah askip (kering) naik menjadi Rp27 ribu/kg.
 
Selain faktor berakhirnya panen, kenaikan harga bawang merah juga diperkirakan karena faktor cuaca. Hujan menyulitkan proses penjemuran bawang, serta mudah mengakibatkan bawang busuk sehingga harga bawang menjadi mahal.
 
Ismail, 35, petani bawang merah di Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, mengatakan, saat ini hampir semua petani di wilayahnya sudah selesai panen bawang merah. Biasanya, kata Ismail, jika kondisi seperti ini bawang impor sudah siap masuk.
 
“Ini hanya akal-akalan para kartel bawang merah di tingkat nasional. Kita lihat, biasanya bulan depan impor sudah mulai masuk,” pungkasnya kesal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)