"Pertama, karena adanya aktivitas masyarakat yang tidak dapat terpisahkan. Kedua, karena adanya potensi-potensi daerah yang dapat dikembangkan serta dipromosikan bersama-sama," kata Hendrar saat penandatanganan kerjasama di Semarang, Jawa Tengah, Jumat 28 Juli 2017.
Hendrar mengklaim, Semarang dalam dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Bahkan, pada 2016, pertumbuhan ekonomi Semarang mencapai 5,8 persen. Angka tersebut melampaui capaian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang hanya 5,28 persen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Padahal, pada 2014 pertumbuhan ekonomi Semarang sebesar 5,3 persen. Berada di bawah Provinsi Jawa Tengah dengan nilai 5,42 persen," ujar Hendrar.
Pria yang akrab disapa Hendi itu menegaskan, pihaknya tidak ingin pertumbuhan itu justru melahirkan kesenjangan ekonomi dengan Demak dan Kendal yang merupakan dua kabupaten tetangga Semarang. "Semarang ingin mengajak Kendal dan Demak untuk bersinergi mengembangkan daerah bersama-sama," jelasnya.
Wakil Bupati Demak Joko Sutanto menyambut positif rencana Pemkot Semarang tersebut. "Memang tidak dapat dipisahkan antara Demak dan Semarang. Karena, sebagian warga Demak kalau pagi berduyun-duyun ke Semarang. Tapi, kalau sore pulang ke Demak," ujarnya.
Adapun Bupati Kendal Mirna Annisa menilai, tawaran kersama dari Pemkot Semarang itu menguntungkan dari aspek ekonomi. Dia ingin Kota Semarang mengarahkan investor turut membangun ekonomi Kendal.
"Saya berharap, investor yang datang ke Kota Semarang juga diarahkan untuk dapat berinvestasi juga di Demak, Kendal, atau Kabupaten Semarang," ungkap Mirna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
