Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Amaluddin
Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Amaluddin (Ahmad Mustaqim)

Pekerja Asing Asal Korsel Terbanyak di Yogyakarta

tenaga kerja asing
Ahmad Mustaqim • 20 Desember 2016 15:19
medcom.id, Yogyakarta: Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY mencatat ada sebanyak 197 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Yogyakarta. Mereka bekerja di berbagai sektor. 
 
"Data itu tercatat hingga November 2016. Paling banyak dari Korea Selatan, 51 orang," kata Kepala Disnakertrans DIY, Andung Prihadi, saat dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (20/12/2016). 
 
Andung mengatakan TKA yang bekerja di DIY secara legal telah memenuhi perizinan. Ia menyebutkan instansi atau perusahaan yang mempekerjakan TKA itu telah memiliki izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA). 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Semua izin melalui verifikasi dokumen di Dinas Perizinan kabupaten/kota dan Kantor Perizinan provinsi untuk perusahaan dengan skala provinsi. Kami (Disnakertrans DIY) yang mengawasi melalui petugas pengawas ke lembaga/perusahaan tersebut. Sejauh ini belum ditemukan pelanggaran IMTA," ujarnya. 
 
Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans DIY, Elly Supriyanti K.S., mengungkapkan TKA yang bekerja di DIY sejak 2014 hingga sekarang terhitung tidak besar. Ia menuturkan, ada sebanyak 187 TKA pada 2014, 191 TKA (2015), dan 197 TKA (sampai November 2016).
 
Baca: Ketua DPR: Serbuan Tenaga Kerja Asing Harus Dikendalikan
 
Menurut Elly, ada banyak negara asal yang warganya bekerja di DIY. Tiga negara yang paling banyak yakni Korea Selatan (51 orang), Jepang (41), dan Perancis (31). "Selain itu ada dari Amerika Serikat, Cina, India, Australia, Belanda, dan Turki," ujarnya. 
 
Elly mengatakan ratusan TKA tersebut bekerja di sejumlah sektor, mulai dari industri, pendidikan, jasa, hingga perdagangan. Namun, Elly mengaku belum memiliki data terkait besaran gaji para TKA. 
 
Ia menambahkan selalu ada pendampingan bagi TKA selama bekerja. Menurut dia, hal itu untuk alih keterampilan keahlian kepada orang Indonesia. 
 
"Ke depan, kita tidak ingin bergantung kepada tenaga asing," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif