"Alhamdullilah dapat keuntungan bersih sampai Rp3 jutaan. Tapi jujur, sewanya kemahalan. Satu unit kios ukuran sekitar 4 x 8 meter, harga sewanya Rp5,5 juta per bulan," kata salah satu pedagang, Umi Khulsum, 34, Senin (18/7/2016).
Meski begitu, warga Desa Kemurang, Kecamatan Tanjung ini, bersama delapan pedagang lainnya belum membayar uang sewa tersebut. Harapannya, kata dia, pihak pengelola kios itu dapat menurunkan harga sewa.
Hal yang sama dikeluhkan pedagang lain, Lina, 40, warga Desa Limbangan, Kecamatan Brebes, yang kesehariannya menjual makanan dan telur asin. Harga sewa tersebut dinilainya sangat memberatkan pedagang.
"Kalau di hari biasa, ya, harganya sebaiknya diturunkan menjadi Rp2 juta per bulan saja. Sempitnya parkir di rest area juga hanya dapat menampung kendaraan yang jumlahnya terbatas," katanya.
Sementara itu, Bupati Brebes Idza Priyanti saat meninjau langsung kondisi kios pedagang di area peristirahatan Tol Pejagan-Brebes Timur meminta pengelola tidak memberatkan pedagang dengan harga sewa yang tinggi. Ia juga mengusulkan untuk menambah tempat peristirahatan menggunakan anggaran Dana Alokasi Khusus di lahan sekitar 2000-3000 meter.
“Di rest area itu akan kita tambah kios yang pedagangnya harus warga Brebes," katanya.
Jalan tol ini merupakan bagian tol ruas Pejagan-Pemalang dengan total panjang 57,50 km. Tol tersebut terdiri dari empat seksi, yaitu Seksi I Pejagan-Brebes Barat (14,20 km), Seksi II Brebes Barat-Brebes Timur (6 km), Seksi III Brebes Timur-Tegal Timur (10,40 km), dan seksi IV Tegal Timur-Tegal Barat (26,90 km).
Ruas tol Pejagan-Brebes Timur resmi dibuka operasionalnya pada Kamis, 16 Juni 2016. Namun, saat arus mudik pada awal Juli lalu, kemacetan panjang melanda pintu tol sebutannya dipelesetkan Brexit alias Brebes Exit itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
