Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Uman Jaya, M Widoro, 55, mengatakan penurunan harga bawang merah sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir. Hari ini, Jumat (21/8/2015) mencapai titik terendah, yakni Rp4 ribu per kg. Anjloknya harga bawang merah ditengarai lantaran berbarengan masa panen raya di beberapa daerah seperti Brebes, Tegal, Pemalang, Jawa Tengah, dan Sukomoro, Jawa Timur.
“Harga bawang lokal (basah) saat ini mencapai Rp4 hingga Rp4,5 ribu/kg, sedangkan bawang merah askip (kering) cuma Rp7 ribu/kg,” ujar Widoro, saat dihubungi Metrotvnews.com.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Widoro mengaku, petani sangat dirugikan dengan anjloknya harga bawang merah tersebut. Sebab, harga bibit bawang merah cukup tinggi. Untuk garapan seperempat hektare dibutuhkan bibit seharga Rp14 juta, ditambah obat-obatan serta biaya pengelolaan seperti pengairan dan upah buruh, lebih dari Rp6 juta.
“Sedangkan panen yang seperempat hektare, petani hanya mampu dapat tiga ton, jika dikalikan dengan harga sekarang cuma dapat uang sekitar Rp12 juta. Padahal untuk menggarap seluas itu (seperempat hektare) biayanya lebih dari Rp20 juta,” katanya.
Bersamaan dengan itu, petani bawang asal Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Brebes, Sucipto, 38, mengatakan, selain harga bawang merah sedang turun, para petani juga diresahkan hama ulat yang mulai mewabah. “Meskipun tidak mengurangi tonase (berat), namun kualitas bawang menjadi berkurang. Jika tidak segera diobati bisa gagal panen,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
