Kepala PT ASDP Cabang Jepara Yudi Yanuar menyampaikan, tahun 2016 pihaknya mendapat subsidi sebesar Rp1,8 miliar. Tahun ini, subsidi penyeberangan perintis Jepara-Karimunjawa dipangkas menjadi Rp800 juta.
“Subsidi itu untuk biaya docking dan operasional,” ujar Yudi, Rabu (11/1/2017). Rinciannya, untuk dokcing sebesar Rp800 juta. Sisanya, Rp1 miliar digunakan untuk operasional.
Dengan pengurangan subsidi ini, pihaknya harus berupaya sendiri untuk menutup subsidi biaya operaional. Salah satunya, menaikkan harga tiket KMP Siginjai yang melayani penyeberangan Jepara-Karimunjawa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Rencananya, harga tiket KMP Siginjai dinaikkan 55 hingga 60 persen, dari semula Rp60 ribu sekali jalan. “Tapi kenaikan ini tidak kami pukul rata. Khusus tiket kendaraan rencana kami akan dinaikkan maksimal,” kata Yudi.
Usulan kenaikan harga tiket ini akan segera disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Jepara. Sehingga, mulai Februari pihaknya sudah bisa menerapkan tarif tiket baru.
Jika usulan kenaikan tarif tiket ini kandas, satu-satunya jalan untuk menekan biaya operasional dengan melakukan pengurangan jadwal. Namun, dampaknya akan berpengaruh pada mobilitas masyarakat Karimunjawa dan aktivitas pariwisata.
“Kalau pengurangan trip sampai tiga kali dalam sepekan kasihan masyarakatnya. Sekarang saja kalau tidak ada pelayaran sehari, sudah berdampak bagi masyarakat,” terang Yudi.
Lebih lanjut Yudi menerangkan, sebagai operator penyebrangan perintis, pihaknya mempunyai kewajiban harus berlayar sebanyak 315 pelayaran dalam setahun. Target itu selalu tercapai, bahkan lebih. Sehingga, pihaknya mewacanakan untuk meningkatkan status pelayaran Jepara-Karimunjawa, dari perintis menjadi pelayaran komersial.
“Kalau mau jadi pelayaran komersial sebetulnya kami siap. Berarti sudah tidak mendapat subsidi lagi, tapi kami mempunyai kewenangan untuk menentukan jadwal pelayaran dan harga tiket sendiri tanpa persetujuan pemkab,” pungkas Yudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)