Seorang pengrajin tempe sedang mengemas kedelai, MTVN - Patricia Vicka
Seorang pengrajin tempe sedang mengemas kedelai, MTVN - Patricia Vicka (Patricia Vicka)

Harga Tempe Pakai Kedelai Impor belum Naik

kedelai rupiah melemah
Patricia Vicka • 27 Agustus 2015 01:14
medcom.id, Yogyakarta: Harga kedelai naik di pasaran. Namun pengusaha tempe di Sleman, Yogyakarta, belum menaikkan harga penganan khas Indonesia itu.
 
Muklar, seorang pengusaha tempe, mengaku masih menggunakan kedelai stok sebelum kenaikan harga. Itu yang menjadi alasan dirinya bertahan menjual tempe Rp8.700 per Kg.
 
"Harga kedelai sudah naik Rp500 per Kg. Dari sebelumnya Rp7.300 menjadi Rp7.800. Saya belum naikin harga karena masih ada stok lama yang saya beli pekan lalu," ujar Muklar, Rabu (26/8/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Meski demikian, pria berusia 65 tahun itu mengaku memiliki dua pilihan untuk mengatasi kenaikan harga kedelai. Yaitu menaikkan harga atau memperkecil ukuran tempe.
 
"Saya mau lihat pasar dulu. Kalau bisa naik ya saya naikkan. Habis kalau rupiah anjlok semuanya  naik, tidak hanya kedelai. Tapi plastik pembungkus, kayu dan bahan bakarnya juga naik," tukar pria yang sudah 35 tahun itu menjadi pengusaha tempe.
 
Muklar mengaku ia memproduksi 3 ribu Kg tempe setiap hari. Ia kemudian menjualnya ke pedagang tempe di sejumlah pasar di Yogyakarta.
 
"Kebanyakan saya jual ke agen-agen dan pedagang tempe. Mereka beli kiloan ke saya," kata pria asli Pekalongan itu.
 
Muklar menghargai tempenya Rp8.700 per Kg. "Tempe saya pakai kedelai impor dari Amerika Serikat. Makanya harganya sangat terpengaruh pada nilai tukar rupiah," pungkasnya.
 
Ia berharap pemerintah bisa menstabilkan nilai tukar rupiah sehingga harga tempe tidak naik.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif