Menurut Sarwidi, pekerja dan ahli yang berkecimpung di bidang teknik dan pembangunan infrastruktur kini menghadapi tantangan baru. Pembangunan infrastruktur di era pemerintahan Jokowi yang "ngebut" menuntut orang bekerja secara akurat dan juga cepat.
"Enggak bisa hanya cepat atau hanya akurat saja. Harus keduanya. Maka dibutuhkan SDM yang tangguh dan prima. Sayangnya (kualitas) SDM teknik masih kurang," kata Sarwidi pada Medcom.id saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis, 8 Februari 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Baca: Kementerian PUPR Berusaha Kurangi Kecelakaan di Proyek Infrastruktur)
Agar kecelakaan tidak terulang dikemudian hari, pemerintah perlu memacu kualitas SDM di bidang teknik. Untuk jangka menengah, pemerintah perlu memberi pelatihan dan sosialisasi untuk memproduksi SDM yang bisa bekerja cepat dan akurat.
"Misalnya training dan sosialisasi keselamatan kerja serta bagaimana bisa bekerja secara prima," jelas Ketua Program Magister Teknik Sipil UII ini.

Crane jatuh di proyek double track kereta api di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu 4 Februari 2018/Medcom.id
Pakar rekayasa kegempaan ini menilai sistem pendidikan, terutama bidang teknik, perlu ditingkatkan. Dunia pendidikan harus lebih didorong lagi menciptakan lulusan yang benar-benar berkualitas dalam bekerja, bukan hanya berkualitas di teori.
(Baca: Ibu Kota Diguncang 5 Kecelakaan Konstruksi)
Dari sisi teknis, secara keseluruhan ia menilai pembangunan sudah benar dan sesuai dengan SOP dan aturan yang ada. Namun ia menyarankan agar proses pemilihan lembaga pengawas bangunan lebih terbuka dan dipublikasikan.
Pemerintah didorong lebih banyak melibatkan ahli-ahli konstruksi melalui seleksi-seleksi yang transparan sebagai pengawas. Hal ini diamini pakar teknik sipil Universitas Gajah Mada (UGM) Akhmad Aminullah.
Dia mendorong kontrol kualitas semua pihak yang terlibat dalam pembangunan ditingkatkan. "Dari pihak pengawas, kontraktor dan pemilik harus ditingkatkan lagi. Misalnya dilihat kesesuaian dari dokumen perencanaannya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)