ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id (Rhobi Shani)

Kekeringan 4 Desa di Jepara tak Bisa Ditangani Secara Permanen

kekeringan
Rhobi Shani • 01 September 2018 16:51
Jepara: Belasan desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, jadi langganan kekeringan saat musim kemarau. Sejauh ini, penanganan masalah kekeringan acap dilakukan hanya bersifat sementara, yaitu droping air. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara tak memiliki cukup anggaran untuk melakukan penanganan kekeringan secara permanen.
 
Kasi Rehabilatasi dan Rekontruksi Badan Pebanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Jamaludin menyampaikan, selain keterbatasan anggaran, sejumlah desa yang jadi langganan kekeringan tidak bisa ditangani secara permanen. Itu seperti desa Panggung, Surodadi, Kedung Malang, dan Karangaji. Sebab, sumur tanah yang diandalkan jadi solusi permanen tak dapat dibuat di desa-desa tersebut.
 
“Karena kondisi desa memang tidak bisa kalau dibuatkan sumur. Jadi tidak bisa ditangani secara permanen,” ujar Jamaludin, Sabtu, 1 September 2018.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Jamaludin melanjutkan, empat desa tersebut berada di kawasan tepi pantai. Jika dibuatkan sumur, air tanah yang dihasilkan payau. Sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan konsumsi.
 
“Kalau untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan air PDAM. Tapi kalau musim kemarau seperti saat ini pasokan PDAM berkurang, solusinya ya, memang droping,” ungkap Jamaludin.
 
Selain desa di kawasan pantai, Jamaludin menambahkan, desa-desa yang jadi langganan kekeringan di kawasan dataran tinggi juga tidak dapat ditangani secara permanen. Itu seperti Desa Raguklampitan Kecamatan Batealit. Desa ini berada di kawasan pegunungan Muria.
 
“Raguklampitan yang sisi timur juga susah kalau harus dibuatkan sumur karena berada di dataran tinggi dan jalannya naik turun. Kalau dibuatkan sumur, towernya harus tinggi agar air bisa mengalir,” papar Jamaludin.
 
Sukahar, warga Desa Panggung menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan air  bersih setiap hari warga mengandalkan air PDAM. Sebab, sumur tak dapat dibuat di desa sentra produksi garam di Jepara ini.
 
“Saya sudah tanya-tanya sama pembuat sumur bor. Mereka tidak berani menjamin airnya akan tawar meski dibor dengan kedalaman 90 meter. Warga disini semua mengandalkan PDAM,” kata Sukahar.
 
Data yang dihimpun, baru dua desa yang merasakan bantuan sumur dari Badan Penaggulangan Bencana Nasional (BNBP)untuk menangani masalah kekeringan secara permanen. Yaitu Desa Sinanggul dan Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo. Tahun ini, pemerintah Kabupaten Jepara hanya mengalokasikan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Rp24 juta untuk mengatasi kekeringan. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif