"Sebelum ambruk, tanda-tanda retak atap sudah muncul sejak Senin, 18 Februari siang pukul 10.00 WIB saat proses belajar-mengajar," kata Guru Bahasa Arab, Hamid Fahmi, 34, Rabu, 20 Februari 2019.
Setelah beberapa plafon mulai roboh, ia langsung mengevakuasi semua siswa pindah ke Pendopo. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu, namun kegiatan belajar mengajar siswa menjadi terganggu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ambruknya ruang kelas terjadi, Senin, 18 Februari malam, sekira pukul 22.00 WIB. Terdapat tiga ruang kelas yang ambruk. Kondisi ketiga ruang yang biasa digunakan kegiatan belajar mengajar siswa kelas 8 itu tampak rusak cukup parah pada bagian genteng dan plafon.
Ambruknya ruang kelas disebabkan kondisi bangunan yang sudah berusia tua. Selain itu curah hujan yang tinggi disertai angin kencang dalam beberapa hari terakhir juga memperparah kerusakan.
"Rehab bangunan sebenarnya sudah dipersiapkan. Namun terkendala pekerja dan waktu, sehingga tertunda-tunda sampai akhirnya ambruk," jelas Fahmi.
Fahmi kembali mengatakan, rehabilitasi akan segera dilakukan agar kegiatan belajar mengajar terutama siswa kelas 8 bisa kembali normal. Selama rehabilitasi, siswa menempati pendopo milik yayasan.
"Kami menargetkannya bulan depan (Maret akhir), siswa-siswa bisa mulai belajar lagi di kelasnya. Jadi, tidak lama-lama belajar di Pendoponya," pungkas Fahmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)