Kapala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Jepara M Fakhrudin menyampaikan, warga yang positif difteri pada 2014 bukan berasal dari Jepara. Melainkan warga Surabaya yang tinggal sementara di Jepara.
“Mobilitas penduduk di Jepara tinggi. Bisa jadi di Jepara sudah aman, tapi virus ini dibawa dari luar oleh warga Jepara sendiri atau pendatang. Jadi kondisi lingkungan tempat tinggal tidak memberi banyak pengaruh karena ini virus bawaan,” ujar Fakhrudin, Rabu 6 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Guna mencegah penularan virus difteri, Dinkes Jepara memberikan imunisasi DPT pada setiap bayi. Sampai saat ini, hampir setiap anak di Jepara sudah mendapatkan imunisasi DPT.
“Hampir semua anak sudah mendapat imunisasi komplit, DPT dan DT,” ungkap Fakhrudin.
Temuan kasus difteri di 20 provinsi meningkat, Jateng menjadi satu di antara wilayah yang melaporkan temuan penyakit tersebut. Tahun ini, belum ditemukan kasus difteri positif di Jepara.
Fakhrudin menerangkan, tanda-tanda penyakit ini adalah demam, munculnya selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan. Disamping itu, disertai kesulitan waktu menelan, dan terkadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembekakan jaringan lunak leher.
“Gejala lain yang dapat muncul ialah sesak napas dan suara mengorok. Penyakit ini sering menyerang anak-anak. Maka dari itu lengkapilah tahapan imunisasinya,” pungkas Fakhrudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)