Menteri Hanif menyambut baik acara para keluarga pekerja migran itu. Menurut dia, acara tersebut bisa menjadi wawasan yang baik untuk para keluarga dan buruh migran untuk mendorong kebijakan pemerintah. Jambore keluarga buruh migran, kata dia, bisa menghasilkan rumusan-rumusan yang nantinya bisa menjadi masukan pemerintah dalam mengambil kebijakan.
"Rumusan pokok-pokok pikiran ini nantinya bisa menjadi masukan pemerintah dalam memperbaiki tata kelola imigrasi dan perlindungan migran Indonesia di dalam dan luar negeri," ujar Menteri Hanif di lokasi jambore.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengatakan, menjadi TKI merupakan pekerjaan yang baik. Menurut dia, banyak cerita pekerja Indonesia migran yang dipenuhi cerita yang berhasil dan sukses.
"Hanya memang keberhasilan dan kesuksesan tidak begitu tampak di media. Ada 9 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri," kata dia.
Ia juga menilai, para keluarga buruh migran juga bisa saling berbagi pengalaman untuk bisa mandiri setelah tak bekerja di luar negeri. Hanif berkata, pendapatan pekerja migran harus bisa dikembangkan menjadi usaha produktif saat berada di Indonesia.
Ketua Panitia Jambore Keluarga Migran Indonesia, Nursalim menambahkan, ada sebanyak 853 peserta jambore dari berbagai daerah. Misalnya; dari Cianjur, Cirebon, dan Tasikmalaya (Jawa Barat); wilayah Jawa Tengah, hingga Ponorogo, Jember, Banyuwangi (Jawa Timur).
Menurutnya, masih banyak pekerja dan keluarga pekerja migran yang minim informasi soal layanan pemerintah. Masalah tersebut akan dibahas hari ini dan besok untuk bisa menjadikan masukan ke pemerintah.
"Semoga acara hari ini bisa bermanfaat bagi tenaga kerja Indonesia, keluarga, dan masyarakat secara umum," kata dia.
Dalam pembukaan itu dihadiri sejumlah tokoh seperti Bupati Sleman Sri Purnomo, Direktur Eksekutif Migran Care Wahyu Susilo, hingga duta buruh migran Indonesia Melanie Subono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)