Waduk Malahayu, di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi)
Waduk Malahayu, di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi) (Kuntoro Tayubi)

Debit Dua Waduk di Brebes Menyusut Drastis

kekeringan
Kuntoro Tayubi • 29 Agustus 2018 17:25
Brebes: Memasuki musim kemarau, puluhan ribu lahan pertanian di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terancam kekeringan. Petani diminta mematuhi pola tanam yang telah ditetapkan pemerintah setempat.
 
Kepala Dinas Pengairan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Mineral Kabupaten Brebes, Agus As'ari, mengatakan, lahan pertanian yang terancam kekeringan tersebut seluas 25.180 hektare (Ha).
 
Lahan tersebut mayoritas tersebar di wilayah Brebes bagian utara. Yakni, Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Kemudian, di sebgian wilayah tengah Brebes, di Kecamatan Kersana dan Larangan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sedangkan wilayah Brebes selatan cenderung lebih aman karena terdapat sumber air. Namun demikian, saat ini kondisi debit air di dua waduk yang menjadi suplai utama air bagi lahan pertanian juga sudah mulai menyusut.
 
Di Waduk Malahayu, Kecamatan Banjarharjo misalnya, kondisi volume air yang tersedia diperkirakan hanya cukup untuk pasokan satu bulan ke depan, jika setiap hari digelontorkan air dengan debit 3 kubik per detik. Sementara di Waduk Penjalin Kecamatan Paguyangan saat ini masih tersisa air sekitar 7 juta meter kubik dan jika digelontorkan setiap hari juga akan habis untuk pasokan sebulan ke depan.
 
"Untuk menghemat air, kami kini menerapkan sistem gilir pasokan air ke lahan pertanian. Diharapkan, dengan sistem ini semua lahan tidak kekurangan air," ujar Agus As'ari, Selasa, 29 Agustus 2018, di ruang kerjanya.  
 
Lebih lanjut dia mengatakan, selain menerapkan sistem gilir, pihaknya juga mulai memberikan sosialisasi kepada masyarakat petani melalui kelompok tani, paguyuban pengguna air hingga kepada para mantri air.
 
Para petani dihimbau mengetahui kondisi dan mematuhi pola tanam. Sebab, ketika musim kemarau, tanaman yang ditanam mestinya palawija. Jika dipaksakan tanam padi, jelas akan kekurangan pasokan air yang dampaknya bisa fatal karena dapat menyebabkan gagal panen.
 
"Jadi, kami berharap petani bisa mematuhi pola tanam saat musim kemarau, " pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif